Anak Pembantuku Jadi Budak Nafsuku


Malam itu aku berembuk tentang wanita itu, sebenarnya istriku agak keberatan jika wanita itumengajak anaknya untuk bekerja di rumah kami yang dikatakan istriku sebagai beban tambahan, tapi setelah kuyakinkan akhirnya istriku setuju juga kalau wanita itu beserta anak gadisnya bekerja sebagai pembantu di rumah kami, alasanku karena istriku sedang sibuknya mengurus bisnisMLM-nya dan karena pernikahan kami yang sudah 6 tahun belum mendapatkan keturunan, sehingga anak gadis itu bisa kami anggap sebagai anak kami sendiri. Keesokan harinya sekitar jam 5:00 sore wanita itu dan anak gadisnya telah berada di rumahku untuk melakukan tugas sebagai pembantu, sebut saja wanita itu Nursyfa dan anak gadisnya Santi. Karena rajinnya kerja kedua pembantuku itu, maka Santi kuijinkan untuk meneruskan sekolah atas tanggunganku. Kulihat di wajahnya tersenyum kegirangan. “Terima kasih Pak, Santi senang sekali bisa meneruskan sekolah, terima kasih Pak, Bu.” “Ya, tapi kamu harus rajin belajar, dan kalau sudah pulang sekolah kamu harus bantu ibumu,” kata istriku sambil berpelukan dengan Santi, kulihat di wajah ibunya Nursyifa pun terlihat keceriaan. ( cerita dewasa ) Enam bulan berlalu sejak Nursyifa dan Santi bekerja di rumah kami, aku berbuat mesum dengan Nursyifa sewaktu istriku pergi keluar kota untuk urusan bisnis MLM-nya. Hari itu hari Sabtu, malamnya istriku ke Jogja dengan kereta api, karena Sabtu kantor libur sementara Santi sedang sekolah, aku melihat Nursyifa yang sedang berdiri di dapur membelakangi aku yang sedang masuk dapur selesai mencuci mobil. Aku tertegun melihat tubuh Nur yang mengunakan baju terusan warna hijau muda agak tipis sehingga terbayanglah tali BH dan celana dalam yang keduanya berwarna hitam menutupi bagian vitalnya. Pantatnya yang padat dan seksi serta betisnya yang terbungkus kulit putih dan mulus bentuknya seperti bunting padi, membuat aku merasa tersedak seakan-akan ludahku tidak bisa tertelan karena membayangi tubuh Nur yang indah itu. Tiba-tiba Nur berbalik dan kaget melihatku yang baru saja membayanginya. “Eh.. Bapak, ngagetin saya aja.” “Eh.. Nur boleh saya duduk, saya mau tau kenapa kamu cerai, kamu mau menceritakannya ke saya.” “Eng.. gimana yach.. saya malu Pak, tapi bolehlah.” Akhirnya aku duduk di meja makan sementara Nur menceritakan sejarah hidupnya sambil terus bekerja mempersiapkan makan siang untukku. Akhirnya aku baru tahu kalau Nur itu menikah di usia 15 tahun dan setahun kemudian dia melahirkan Santi dan dia bercerai 2 tahun yang lalu karena suaminya yang suka mabuk, judi, main perempuan dan suka memukulinya dan pernah hampir membunuhnya dimana di punggung Nur ada bekas tusukan pisau. Aku tertegun mendengar ceritanya sementara Nur seakan mau menangis membayangi jalan hidupnya kulihat itu di matanya sewaktu dia bercerita. Karena rasa kasihanku kurangkul tubuh Nur. “Sudah, Nur.. jangan nangis.. sekarang kamu sudah bisa hidup tenangan di sini bersama anakmu, lupakan masa lalumu yah.. saya minta maaf kalau membuat kamu harus mengingat lagi.” “Iya.. Pak.. saya dan Santi.. berterima kasih sekali.. Bapak dan Ibu baik.. pada kami.” “Ya.. sudah.. sudah.. jangan nangis terus.. nanti Santi pulang.. kamu malu deh.. kalau lagi nangis.” Nur menangis dalam rangkulanku, air matanya membasahi kausku tapi tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang lain karena kedua payudaranya menyentuh dadaku yang membuat gejolak nafsuku meningkat. Tanpa sengaja bibir mungilnya kucium lembut dengan bibirku yang membuat dirinya gelagapan. “Aaahh.. Bapak!” Tapi kemudian dia membalas kecupanku dengan lembut sekali diikuti lidahnya memainkan lidahku yang membuat aku makin berani. “Pak.. sshh..” “Kenapa.. Nur..?” “Tidak.. Pak.. aahh.. tidak apa-apa.” Kuangkat roknya dan aku meraba pantatnya yang padat lalu kutarik ke bawah celana dalam warna hitam miliknya sampai dengkul, pahanya kuraba dengan lembut sampai vaginanya tersentuh. Nur mulai bergelinjang, dia membalas dengan agresif leher dan pipiku diciuminya. Kumainkan jariku pada vaginanya, kutusuk vaginanya dengan jari tengah dan telunjukku hingga agak basah. “Aahh.. Pak, enak sekali deh..” “Nur.. kalau kita lanjutkan di kamar yuk!” “Saya sih mau aja Pak, tapi kalau nanti Ibu tahu gimana?” “Ah, ibu khan lagi ke Jogja, lagi pulangnya kan hari Selasa.” Kugiring Nursyifa ke kamarku, sampai di kamar kututup pintu dan langsung kusuruh Nur untukmenanggalkan pakaiannya. Nur langsung menuruti keinginanku, seluruh pakaiannya ditanggalkan hingga dia bugil. Yang agak mengagetkanku karena keindahan tubuh Nur. Nur dengan tinggi sekitar 167 cm memiliki payudara yang kencang dan montok dibungkus kulit yang putih bersih, pinggulNur agak kurus tapi pantatnya yang agak besar dan padat dan vaginanya yang ditutupi bulu halus agak lebat membuat aku seakan tidak bisa menelan ludahku. Kalau aku beri nilai tubuh Nur nilainya 9.9, hampir sempurna. “Bapak, baju Bapak juga dilepas dong, jangan bengong melihat tubuh Nur.” “Nur, tubuhmu indah sekali, lebih indah dari tubuhnya Ibu.” “Ah, masa sih Pak?” “Iya Nur, tahu gitu kamu saja yang jadi Ibu deh.” “Ah Bapak bisa aja nih, tapi kalau Nur jadi Ibu, Nur mau kok jadi ibu ke dua.” Aku langsung menanggalkan pakaianku dan batang kemaluanku langsung menegang keras dan panjang.Kuhampiri Nur langsung kucium bibirnya, dipeluknya diriku, tangan mungil Nur meraba-raba batang kemaluanku lalu dikocoknya, liang vaginanya kusentuh dan kutusuk dengan jariku, kami bergelinjang bersamaan. Kami menjatuhkan diri kami bersamaan ke tempat tidur. “Nur, kamu mau nggak hisap kontol saya, saya jilatin vaginamu.” Nur hanya mengangguk lalu kami ambil posisiseperti angka 69. Batang kemaluanku sudah digenggam oleh tangannya lalu dijilat, dikulum dan disedot sambil sesekali dikocoknya. Liang vaginanya sudah kujilati dengan lembutnya, vaginanya mengeluarkan bau harum yang wangi, sementara rasanya agak manis terlebih ketika bijiklitorisnya terjilat. Hampir 10 menit lamanya ketika keluar cairan putih kental membasahi liang vagina itu dan langsung kutelan habis. “Aaakkhh.. aakkhh..” rintih Nur kelojotan. Tapi lima menit kemudian giliranku yang kelojotan karena keluarlah cairan dari batang kemaluanku membasahi muka Nur tapi dengan sigap dia langsung menelannya hingga habis lalu “helm” dan batangku dibersihkan denganlidahnya. Setelah itu, aku merubah posisi, aku berbaring sedangkan Nur kusuruh naik dan jongkokdi selangkanganku. Lalu tangannya menggapai batang kemaluanku diarahkannya ke liang vaginanya. Tapi karena liang vagina Nur yang sudah lama tidak dimasukan sesuatu jadi agak sempit sehinggaaku bantu dengan beberapa kali sodokkan, baru vagina itu tertembus batang kemaluanku. “Blleess.. jlebb.. jlebb..” Kulihat Nur agak menahan nafas karena batangku yang besar dan panjang telah menembus vaginanya. “Heekkh.. heekkhh.. punya Bapak gede banget sih Pak, tapi Nur suka deh rasanya sodokannya sampai perut Nur.” Tubuh Nur dinaik-turunkan dan sesekali berputar, sewaktu berputar aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. “Nur, vaginamu enak sekali, batangku kayak diperas-peras oleh vaginamu, terus terang Bapak barukali ini merasakannya, Nur enak sekali.” Setengah jam kemudian, aku merubah posisi dengan batang kemaluanku masih di dalam vagina Nur, aku duduk dan kuangkat tubuhnya lalu kubaringkan tubuhnya di sisi tempat tidur dengan kaki Nur menggantung, kutindih tubuhnya sehingga membuat sodokan batangku jadi lebih terasa ke dalam lagi masuk vaginanya. “Aakkhh.. aakkhh, iya Pak enakan gaya gini.” Payudaranya yang mancung dan puting yang agak kecoklatan sudah kucium, kuremas dan kusedot-sedot. 15 menit kemudian kami ganti posisi lagi, kali ini kami berposisi doggie style, liang vaginanya kusodok oleh batang kemaluanku dari belakang, Nur menungging aku berdiri. Kuhentak batanganku masuk lebih dalam lagi ke vagina Nur yang hampir 15 menit kemudian Nur menjerit. “Akhh.. arghh.. sshh.. sshh.. Pak, Nur keluar nih.. akhh.. sshh..” Keluarlah cairan dari vagina Nur yang membasahi dinding vaginanya dan batang kemaluanku yang masih terbenam di dalamnya sehingga vagina itu agak licin, tetapi tetap kusodok lebih keras lagi hingga 10 menit kemudian aku pun berasa ingin menembakkan cairan dari kemaluanku. “Nur.. saya juga mau keluar nih, saya nggak tahan nich..” ” Pak.. tolong keluarin di dalam saja yach.. saya mau cobain kehangatan cairan Bapak, dan saya kan siap jadi ibu ke dua.” “Crroott.. croott.. crroott..” Keluarlah cairanku membasahi liang vagina Nur, karena banyaknya cairanku hingga luber dan menetes ke paha Nur. Lalu kulepaskan batangku dari vaginanya dan kami langsung terbaring lemas tak berdaya di tempat tidurku. Lima menit kemudian yang sebenarnya kami ingin istirahat, aku mendengar suara dari luar kamartidurku kami tersentak kaget. Setelah berpakaian kusuruh Nur keluar kamarku yang rupanya Santi ada di ruang makan, ia mencari-cari ibunya setelah pulang dari sekolah. Malam harinya setelah Santi tertidur, Nur kembali masuk kamarku untuk bermain lagi denganku.Keesokan harinya, setelah aku terbangun kira-kira jam 8:00, aku keluar kamar, aku mencariNur, tapi yang aku temukan hanya Santi yang sedang menonton TV. Rupanya aku baru ingat kalau setiap Minggu pagi Nur pergi berbelanja ke pasar. Setelah mandi kutemani Santi yang lagi duduk di karpet sambil nonton TV, sedangkan aku duduk di sofa. “Santi.. gimana sekolah kamu..?” “Baik.. Pak, bulan depan mau ulangan umum.” “Mmm, ya sudah kamu belajar yang rajin yah, biar Ibu kamu bangga.” “Pak, boleh Santi tanya?” “Iya, kenapa Santi..?” “Kemarin ketika Santi pulang sekolah, Santi kan cari ibu Santi, pas buka kamar Bapak, Santi melihat Bapak dan ibu Santi lagi telanjang terus Santi lihat kalau Ibu Santi ditusuk dari belakang oleh Bapak, ada sesuatu punya Bapak yang masuk ke badan ibu Santi, maaf yach Pak, Santi lancang. Mama Nur lagi diapain sih sama Bapak?” “Hah, jadi kamu sempat melihat ibumu telanjang.” “Iya Pak, tapi kok Mama Nur kayaknya keenakan ya. Santi jadi kepingin dech Pak kayak ibu Santi.” “Kamu serius San, kamu mau?” “Iya Pak.” Kulihat Santi tersipu malu menjawab pertanyaan dariku, sementara rok Santi tersingkap sewaktududuknya bergeser sehingga pahanya yang putih mulus terlihat oleh mataku yang membuatku langsung terangsang. Kusuruh Santi duduk dipangkuanku. “San, sini kamu duduk di pangkuan Bapak.” Ketika dia berdiri menujuku, aku membuka resleting celanaku dan kuturunkan celana dalamku lalu aku keluarkan batang kemaluanku yang sudah menegang, sebelum Santi duduk di pangkuanku, celana dalamnya yang putih kuturunkan sehingga vagina mungil putih bersih milikgadis 13 tahun ini ada di hadapanku, menyerbakan aroma wangi dari vaginanya yang ditutupi bulu-bulu halus dan langsung kujilat dengan lembutnya. Santi memegang kepalaku dan tubuhnya menggeliat. “Aahh.. sshh.. enak.. Pak.. enak.. sekali.” Vagina Santi yang masih muda itu terus kujilati karena rasanya manis-manis asin. Santi punmakin menggelinjang, kira-kira 15 menit kemudian Santi mulai kejang-kejang dan basahlah vagina itu oleh cairan putih kental yang mengalir dari dalamnya, cairan itu kutelan habis. “Arghh.. arghh.. Pak.. ada yang keluar nih dari tempat pipis Santi.. eugh.. eugh..” Tubuh Santi langsung lemas tak berdaya, cepat-cepat kupangku. Batang kemaluanku yang mengeraskutempelkan pada vaginanya yang basah. Tubuhnya kuarahkan menghadapku, kemeja yang dikenakan Santi kulepas sehingga dia hanya mengenakan baju dalam yang tipis, payudara Santi yang baru tumbuh terbayang di balik baju dalamnya, segera kulepaskan sehingga di mukaku terpampangpayudara yang baru mekar ditutupi kulit yang putih bersih dengan dihiasi puting agak kemerahan, langsung kulahap dengan mulutku, kujilat, kugigit dan kuhisap membuat payudara itu makin mekar dan putingnya mengeras. Sementara Santi masih tertidur lemas, batang kemaluanku yang sudahmenempel di vagina Santi yang masih sempit kusodok-sodokkan agar masuk, karena vagina itu masih sempit. kumasukkan dua jariku untuk membuka vagina itu, kuputar kedua jariku sehingga vagina itu agak melebar dan basah. Setelah itu kucoba lagi dengan batang kemaluanku, kusodok masuk batanganku ke vagina Santi yang memang masih sempit juga walau sudah dibantu dengan jariku. Akhirnya setelah 20 kali kutekan, masuklah helm batanganku ke vagina Santi. Santi mulai tersadar ketika batanganku menyodokvaginanya, dia pun menjerit kesakitan. “Aawww.. aawww.. sshh.. sshh.. aawww.. sakit.. Pak.. tempat pipis Santi.. sakit awww.. aawww..” “Sabar sayang nanti juga enak.. sayang.. tahan ya.. sakitnya.. sebentar lagi..” Kupeluk tubuh Santi dan menenangkannya dari rasa sakit pada vaginanya yang robek oleh batangkemaluan milikku yang memang super besar. Sodokkanku pada vagina Santi kupelankan untuk mencegah rasa sakitnya dan 10 menit kemudian Santi merasakan kenikmatan. “Ahh.. ahh.. arghh.. arghh.. Pak.. sekarang tidak sakit lagi.. sekarang jadi enak.. aahh.. aahh..” Hampir setengah jam kemudian tiba-tiba Santi mengeluarkan cairan dari dalam vaginanya berikuttetesan darah dan langsung tubuh Santi lemas lagi dan pingsan. Aku menyadari bahwa aku telah membobol keperawanan Santi. “Arrgghh.. Pak.. Santi.. lemmaass..” Aku agak kaget juga melihat keadaan Santi yang secara tidak sengaja kubobol keperawanannya tapi karena sudah tanggung terus kugenjot batanganku ke vagina Santi yang sudah berdarah dan 10 menit kemudian keluarlah cairan dari dalam kemaluanku dengan derasnya memasuki liang vagina Santi hingga meluber ke pahaku. “Crroot.. crroott..” “Ssshh.. sshh.. aahh.. nikmatnya.. vagina.. gadis ini..” Langsung kucabut batang kemaluanku dari vagina Santi dan kubaringkan Santi yang pingsan di Sofa. Sisa cairan yang masih melekat di vagina Santi kulap dengan bajuku hingga bersih, sesudah itu kurapihkan baju Santi dan kubiarkan Santi yang masih pingsan tidur di Sofa, aku lalu membersihkan badanku sendiri. Sepuluh menit kemudian Nursyifa, datang dari pasar sedangkan aku sudah memakai baju lagi. Sejaksaat itu aku bermain dengan istriku jika dia di rumah, dengan Nur jika istriku pergi dan Santi sekolah, dengan Santi jika istriku dan Nur pergi

Bergumul Dengan Papa



Sylvia telah masuk SMU di karenakan tugas sekolah dia banyak dan di tambah pekerjaan saya juga banyak maka pertemuan kami semakin sedikit, dan rasa suka saya pada Sylvia semakin bertambah. Dia tinggal di asrama sekolah dia, dan hanya kadang-kadang pulang rumah. Pada suatu hari saya pulang dari kerja melihat tas sekolah Sylvia di sofa dan saya pun berpikir ”syl kapan kamu pulang nya?” “pa, kamu lupa ya, kan libur lebaran, sekolah kami libur 7 hari.”
“oh, iya ya? Papa sibuk banget sampai lupa.” Sambil jawab mata melirik ke body nya Sylvia, dan mukanya tambah cantik. “ok lah kalau gitu, dah lama gak bertemu.” Sambil bicara sambil berjalan kearah dia dan menepuk punggung dia, dia sepertinya merasakan sesuatu, menunduk dengan wajah merona sambil teriak “Pa!!” Dan Sylvia pun balik ke kamar dia, saya pun berpikir: ‘bagai mana caranya tuk perkosa dia lagi?’
Setelah makan malam, saya berada di kamar lagi mengutak-atik computer karena bosan, Sylvia masuk ke kamar saya dan bilang perlu bantuan, dan saya pun ke ruang tengah, melihat tv lagi mengajarkan nari dan perlu pasangan, saya menanyakan apakah dia mau latihan nari, dengan malu dia mengangguk.
Saya bilang “tarian itu agak rumit, gak ada pasangan gak bisa latihan.”
Sylvia kembali bertanya “Pa kamu bisa tarian itu?”
Saya mengerti maksud dia “bisa koq! Kamu bersedai jadi partner tarian saya?”
Dia dengan gembira bilang “tarian saya jelek, papa jangan ketawain saya.”
“ok lah, papa sendiri takut apa?”
Dengan alami saya mengangkat tangannya, dengan alunan music yang di keluarkan oleh televisi kamu mulai berdansa, dan sekarang saya baru sadar kenapa pakaian dia begitu menawan hari ini, Dengan memakai sepatu hak tinggi di rumah, ternyata dia mau latian nar,memang gadis yang lucu.
Tinggi dia sekitar 163, dengan tambahan sepatu hak tinggi dia sekarang sekitar 168, tinggi badan kami sekarang emang ideal. Tarian itu sulit dan lambat tetapi sangat romantic. Banyak gerakan yang melibatkan seluruh tubuh saling bertubrukan, bisa membuat orang tidak bisa nahan diri.
Dia mengagumi saya, kadang-kadang badan kami nempel, dia menjadi sangat malu, apalagi mata dia yang indah. Sesekali paha kami saling nempel dan bergesekan, dan nari sampai penis saya sudah tegak di balik celana.
Saya memeluk Sylvia di depan dada saya, Buah dadanya dan puting susunya bersentuhan dengan dada saya, bagian bawah saling nempel, dia menghindar saat pertama kali, dan tidak mau penisa saya bersentuhan dengan memeknya. Tapi sesuai alunan musik dia mulai bereaksi.
Saya bisa merasakan putting susu dia mulai mengeras di dada saya, dan gesekan paha kami membuat dia mulai horni, dia mulai santai dan membiarkan saya melakukan apa aja.
Pada saat penis saya bersentuhan dengan memek dia, dia menghindar, mungkin karena dia telah horni. Dan akhirnya dia menerima, dia tidak tahan dan mengerang, saya tidak tahan dan mulai mencium dia. Saat bibir kita bersentuhan, saya mulai memainkan lidah saya di mulut dia, tangan saya mulai kea rah pantat dia dan menekan agar meki dia berdekatan dengan penis saya, saya bisa merasakan hangat nya meki dia, dan dia melepaskan ciuman kami, Sylvia bilang “Pa, kami tidak boleh begini…..hmmm”.
Perkataan dia belum habis saya sudah mencium dia,tangan saya memasuki baju dia, meremas dada kecil dia sambil memainkan puting dia yang sudah keras. Saya mulai melepas kan baju dia satu-satu sampai akhirnya dia bugil, saya mulai memainkan dada nya dengan tangan saya, dia merasa malu dan terangsang.
Tangan saya mulai mengarah ke bawah, dia memberikan sedikit perlawanan tetapi tidak ada efek. Tangan saya mulai menelusuri pahanya dari bawah keatas menuju meki nya, dan mendapati meki dia sudah basah. saya memisahkan bibir meki nya, memainkan gundukan bulu jembutnya. tangan saya mulai memainkan bibir mekinya, dan menggesek mekinya juga.
Saat ini badan Sylvia mulai bergetar dan dada dia juga naik turun, dia mengerluarkan suara erangan, suaranya membuat orang tambah horni, rasangan tersebut membuat Sylvia merasa terbakar dari dalam, serasa tulang-tulang nya meleleh, Sylvia hanya tau mengangkat pantatnya, saya mempercepat gerakan jari saya dan terasa ada cairan hangat yang mengalir dari meki dia, ternyata dia sudah orgasme. Saat itu saya sudah tidak tahan lagi, saya membutuhkan meki Sylvia untuk meredakan hasrat saya.
Saya mengabaikan perlawanan dia, saya menekan dia di lantai, dia memberikan perlawanan lagi, tetapi perlawanan itu membuat saya lebih semangat, saat dia lagi melawan jari saya berhasil masuk meki dia, sangat sempit, jari saya terasa di bungkus olehnya. Dia terus melawan dan akhirnya mulut dia berhasil lolos dari ciuman.
sylvia bilang “pa kami tidak boleh begini, tolong naik!”
saya menjawab ”syl, kejadian sudah begini, apakah kamu gak mau lanjut? Ini juga sudah bukan pertama kali”
sambil ngomong jari saya terus menggesek meki dia, membuat dia terus mengeluarkan cairan meki, denga diam-diam saya menurunkan resleting dan mengeluarkan konti saya yang sudah keras. Sylvia melihat dan bilang “pa, kalau kamu gak naik lagi saya akan teriak! Aaahhhh~ ” saya membuka kaki dia dan mengeluarkan jari saya, dan saya memasukkan konti saya ke dalam mekinya. Dia teriak kesakitan dan saya langsung menutup bibir dia dengan bibir saya. Saya mengangkat pantat dia dan menusuk dia lebih dalam
saat ini dia sudah tidak meronta lagi, saya bisa melihat air mata dia, dan saya pun mulai memompa, saat turun pertama kali turun Sylvia bilang “pa, tunggu lagi sakit”. “syl, bukannya kamu udah pernah sekali, koq masih bisa sakit?”
Sylvia meneteskan air mata “saya hanya gituan sekali dengan kamu, kamu punya….. terlalu besar , buat saya sakit…..” dalam keadaan gini saya hanya bisa bilang “lalu, sekarang gimana? Konti saya udah di dalam meki kamu”.
Sylvia menjawab dengan sedikit emosi “itu karena kamu paksa”
Saat dia ngomong, saya mencium kening dia, dandia menutup mata, saya mulai menggerakkan pinggul saya.
Saya mencium dia “syl, jangan kuatir saya akan lembut, pasti bisa buat kamu merasa enak…..”
“saya hanya melakukan sekali, hanya merasa sakit, mana ada enaknya….”
“masa sih?, coba kamu pikir deh saat di tempat tidur kamu,saya membuat kamu merasa enak .” habis bicara saya mencium bibirnya dan mingisap lidah dia, sambil menggerakkan konti saya dengan pelan, saya melepaskan ciuman saya dan mulai mengisap putting susu dia, dia mulai mengerang, menjilat-jilat puting nya.
Pada saat ini Sylvia mulai menyamakan irama tusukan saya, walaupun gerakan masih kaku, tetapi dia merespon dengan gerakan yang sama. Saya mulai terangsang dan tambah cepat. Air mani Sylvia terus mengalir tidak hentinya, dan ternyata selama cewek yang saya ml, air mani Sylvia lebih banyak dari pada mereka. Sylvia dengan lemah lembut bilang ”papa jangan begitu, saya gak tahan….. kamu punya terlalu besar, buat saya sakit….. aahhhh….. lambat dikit….. ahhh”
Tusukan saya makin kuat, karena itu dia mengerang makin kuat, saya memluk dia dan menjilat puting susu nya. Dia terengah-engah “pa , bagian dalam saya udah gak tahan lagi, cepetin dong….”
Saya pun terengah-engah ” iya syl, saya pasti buat kamu orgasme… syl, apakah kamu merasa enak? Suka ml sama papa?” Sylvia tidak menjawab hanya bilang “pa, cium saya dong….”
Saya pun cium dia, lidah kami bergumul, mendadak Sylvia mempercepat gerakannya dan meracau gak jelas “pa…….. syl suka di perkosa sama papa, syl udah mau orgasme ”
Dan akhirnya kami pun orgasme sama-sama, saya menarik konti saya dan melihat peju kami mengalir dari meki Sylvia

Hotel Maksiat

 Pucuk di Cinta ulam pun tiba, artinya mendapatkan sesuatu yang lebih daripada apa yang diharapkan / dicita-citakan.
Mungkin pribahasa ini tidak cocok untuk mengungkapkan keadaan saya sampai saat ini, pasalnya, Ibu kandungku yang melahirkanku 20 tahun lalu yang selalu memberikan kasih sayangnya kepadaku sebagai anak kandung satu-satunya, kini berubah menjadi kasih sayang seorang isteri. sangat setia melayaniku dan bersama sama selalu mengarungi bahtera birahi kisah cinta anak manusia.
Sepeninggal Ayahku setahun yang lalu, beliau mengambil alih perusahaannya, dan sangat sibuk dengan kegiatan kantor atau pertemuan para relasi. Sebagai Direktur Utama perusahaan multi Nasional , Ibu terbilang sangat Cantik dan masih sangat muda 38 tahun dan sering memberikan ceramah pengalaman manajemen pada salah satu perusahaan kaliber internasional , Ibu harus berpenampilan prima , Ibu membutuhkan sentuhan profesional perancang mode dan kecantikan yang bertaraf internasional pula, terpaksa saya sebagai anak kesayangannya harus mengantarnya ke salon dan butik.

Sebenarnya Mama tanpa makeup , secara alamiah sudah sangat cantik, seksi dan anggun dan begitu kena sentuhan make-up menambah kesempurnaannya membuat siapa saja pasti ingin memilikinya. Begitu juga selalu saya diminta mengantar Mama apabila ada acara diluar jam kerja. Entah apa sebabnya tidak mau diantar oleh supir pribadinya. Ternyata Ibu membutuhkan pendamping diacara tersebut. Setiap kali saya mengantar Ibu keacara semacamnya, mata para maneger muda selalu saja tertuju kepada Ibu, mereka kagum atas penampilan Ibu yang sangat Anggun dan Cantik. seakan akan ciptaan Tuhan yang ada didepan matanya adalah yang paling sempurna.
Acara semacam ini berulang-ulang dan pada suatu ketika karena acara baru selesai larut malam dan diluar kota pula kurang lebih 3 jam perjalanan kerumah, maka Ibu menawarkan untuk checking disalah satu hotel berbintang 5 karena ,melihat kondisin saya yang sangat kelelahan dan cuaca malam hari yang kurang bersahabat , angin kencang dan hujan akan turun deras.
“Ibu !!,Ar masih sanggup bawa mobil kok, lagian gak enak sekamar dengan Mama ” , “Ar !, Siapa bilang kita harus sekamar, Kamu kelihatan capek banget lho, dan sekali-kali kita referesing diluar rumah” kata Ibu singkat yang tidak boleh dibantah, ” Oke deh Ibu Direkturku… yang cantik !!!” jawabku menggoda ,”Betul Ar ???, Ibu masih Cantik kah ??”,” Ia donk Ma !!,cantiiiiiikkk sekali bak bidadari dari kahyangan” kataku sesuai kenyataan, memang kuakui mamaku masih sangat cantik, Ibu tersenyum bahagia dan bangga, mungkin ini adalah kelemahan semua wanita ” Besok , Mama akan berikan hadiah Istimewa buat kamu Ar !!”
Kami Checking disalah satu hotel berbintang 5, karena week End, semua kamar terisi kecuali 1 kamar terbilang super VIP dengan tarif paling mahal. No Problem bagi seorang direktur yang sukses seperti Mama, sambil mengeluarkan kartu kreditnya untuk digesek sebagai jaminan pembayaran 1 Malam.
Kami berdua kekamar dan diantar oleh 2 orang petugas hotel dan yang satunya langsung membukakan pintu kamar seraya berkata ” Selamat menikmati pelayanan hotel kami, semoga Bapak dan Ibu senang dan berbahagia , silahkan beristirahat”, Ibu hanya tersenyum manis sambil melirik kepadaku.
Sepeninggal petugas hotel tersebut, saya langsung menutup kembali pintu kamar ” Kayaknya petugas hotel tadi menyangka kita berdua suami isteri ya Ma !!”, ” Ia lah..karena semua kamar penuh kecuali yang ini terpaksa Mama berbohong, walaupun tadi Mama registrasi sebagai suami isteri, tapi kamu tetap anak mama dan jangan macam2 ya !!!”kata Mama bercanda, namun kata2 ini membuat fikiran dan khayalanku melanglang tak karuan ” Anak tidak akan macam-macam, mama !!, tetapi tanggapan mereka tadi pasti berasumsi lain”, “biarin aja” kata mama singkat sambil berusaha membuka semua pakaiannya.
Dibalik Kebaya Modern yang lagi ngetop dan sangat transparans , mama menggunakan kaos sutra sangat tipis ,halus dan transparan yang mempunyai motif batik, seakan akan bersatu dengan kulit mama dan secara kasak-mata seperti mencetak tatto seluruh tubuhnya, ”Ar tolong bukain korset mama ini”, spontan saya menuju Mama dan berusaha membuka korset yang menutupi separuh bagian bawah kedua buah dadanya , mencetak perut mama sangat ramping dan menutupi bagian atas pinggangnya, kulepas perlahan-lahan korset tersebut dari belakang.
Wow…tubuh Mama sangat sempurna mulai dari ujung ranbut yang megurai selewat bahu,wajah yang cantik , manis , mata dengan sinar yang cerah alami diatapi Lentik bulu mata yang indah,hidung mancung kemerahan, bibir tipis , basah , memerah merekah, dagu yang menggelantungan memberikan kesempurnaan seorang wanita.
sewaktu kaitan Korset mama hampir terlepas semua , pikirankau mulai melayang-layang alias menghayal , walaupun mama tidak menggunakan korset tetapi cetakan tubuh mama sangat sempurna, pinggang yang melekuk ,meliuk diserta bokong yang padat dengan perut yang ramping serta didinding yang masih kencang putih bersih tanpa noda,seakan akan saya tak pernah dikandungnya , menyanggah bidang dada tempat buah dada Mama yang masih mencuat menonjol kedepan yang menambah kesempurnaannya.
Secara refleks terucaplah kata-katu ” wow …tubuh mama sangat indah dan seksi melebihi tubuh anak perawan “, tiba-tiba mama membalikkan tubuhnya yang setengah telanjang sambil menutupi kedua buah dadanya dengan lengan kanannya, “Ar ngomong apa tadi kamu sayang ???” tanya mama sambil tersenyum, ” Ah..Mama!! pura2 aja, Ar cuma bilang , seandainya saya tidak lahir dari dalam perut ini ,sambil memegang perut mama yang sangat mulus, “saya bersedia jadi ,,, jadi…”, “jangan kurang ajar kamu Ar”, kata mama dengan muka agak kemerahan ,” Cepat ambilkan Handuk di Kamar Mandi,untuk salin pakaian mama “, “Ambil sendiri donk Ma !!!” jawabku singkat,” dasar anak malas” mama langsung membuka seluruh pakaiannya kecuali CD berbentuk segi tiga yang sangat tipis dan transparans ,hanya dapat menutupi sebagian lubang dan bibir vagina Mama dan secepat bayi berlari kecil kearah kamar mandi.
Melirik Mama dalam keadaan seperti itu, membuat jantungkungku berdetak kencang dan entah kenapa Yuniorkupun ikutan kagum dan tegang, pikiranku makin melayang-layang dan kotor. Mama Mandi agak kelamaan , hampir dua jam lamanya, dan untuk mencegah agar pikiran ini tidak bertambah kotor, kubuka bajuku dan berbaring di sofa dan secara acak kuraih satu majalah yang disiapkan diatas meja ,Pucuk diCinta ulam pun tiba , Majalah yang kuraih adalah Majalah Mode , setiap lembarnya kubuka dan hampir semuanya berisi halaman cewek cantik dengan berbagai Mode , dan diselingi tulisan Trik bercinta dengan berbagai model .dan selalu saja kubandingkan dengan kecantikan mama, kayaknya sih tidak ada cewek cantik di majalah ini yang dapat manyaingi kecantikan Mama, Kubaca trik bercinta dan entah kenapa Kubayangkan saya dan mama bercinta seperti digambar majalah itu , tak terasa yuniorku makin tegang, dan sangking seriusnya saya tidak tau kehadiran mama persis disampingku ,tiba tiba mama muncul sambil mengenakan baju handuk, mengecup keningku ” giliran kamu mandi Ar” dan mama meraih dan melihat artikel tersebut, sempat juga terlihat wajah mama tertegun ,kemerah2an namun rasa Kaget dan malu-ku ketahuan Mama membaca artikel tersebut membuatku terbang langsung ke kamar mandi tanpa mengcapkan sepatah-katapun.
Sewaktu saya hendak mulai membersihkan diri, tiba2 ,saya melihat CD ibu yang sangat tipis dan transparans tergantung di balik pintu kamar mandi, artinya Mama sekarang dalam kondisi telanjang bulat dan hanya mengenakan baju handuk yang disiapkan oleh hotel, tak terasa kuraba yuniorku yang kembali menegang…., khayalanku makin kotor dan akhirnya setelah selesai mandi , saya pun meninggalkan semua pakaianku di kamar mandi, alias telanjang bulat dan hanya menggunakan Baju mandi seperti yang mama gunakan.
Perlahan-lahan kuhampiri mama yang sedang duduk setengah berbaring di sofa sambil membuka lembar majalah Mode ” Ar !! Duduk didekat mama sayang”, saya pun mengikut saja, duduk disamping mama dan mama merubah posisinya untuk duduk bersandar di bahuku, Bau harum rambut dan tubuh mama sangat lembut, tidak sadar kulirik buah dada mama dibalik baju mandi-nya, Buah dada yang sangat menonjol dan mencuat bertahta puting kecil yang kemerahan. Ingin rasanya aku meramas gund daging yang sangat merangsang itu, ”Marah-kah mama seandainya kuraba buah dadanya yang pernah menyusuiku sewaktu masih bayi ??” tanyaku dalam hati, tiba2 mama membuka halaman majalah dimana model yang sangat cantik dan seksi “Ar, mana cantik model ini dibandingkan mama “, ” Mama sayang !!!, dibandingkan dengan Mamaku, belum ada artinya Model -model yang ada di dalam majalah ini” kataku singkat, mama tampaknya sangat senang dan secara acak lagi membuka lembaran lainnya , nyangkut di lembar trik bercinta dengan segala model pilihannya,begitu tampak gambar sepasang kekasih yang berciuman dengan model X ,mama langsung menutupnya dan menyimpannya diatas meja, ” Kenapa ditutup ma!!”, “Mama teringat sama Bapakmu”, kata mama sedikit bersedih.
Kulihat Mama terdiam dan dengan maksud menghiburnya , Kuraih dan kupeluk tubuh mama, sambil membelai rambut dikeningnya, kudekatkan wajahku ke wajahnya “Bolehkah Ar mencium mama ??”. tanyaku perlahan – lahan dan sedikit gugup, “Boleh Ar, tetapi dikening aja ya sayang!!!”, kutatap mata mama yang lembut dan membutuhkan kasih sayang ” tetapi Kalau di-bibir boleh juga kan??”, kataku sambil menarik bibir bawahnya sehingga nampak gigi putih bersih dan teratur rapi yang menghiasi mulut mama yang imut. “jangan di bibir Ar!!, ntar Mama teransang” kata mama sambil menutup kedua matanya , secara tidak sengaja mama mengungkapkan rahasia bercintanya dan tempat yang sangat sensitf,” Hadiah yang mama janjikan esok hari, Ar !! tidak mau, Ar hanya minta mencium Mama dibir hanya sekali ini aja ya mam!!”, selang beberapa saat mama terdiam lalu menjawabnya ”boleh Ar, tetapi jangan dengan nafsu ya!”, dengan tidak membuang kesempatan emas ini, perlahan lahan kutarik wajah mama lebih dekat dan akhirnya kuciumlah bibir mama , awalnya mama menutup rapat kedua bibirnya, tetapi dengan upaya menggigit pelan sambil menarik bibir bawahnya , akhirnya mulut mama sedikit terbuka dan kesempatan ini tidak kusia-siakan, kusedot lidah mama, mula2 mama tampak panik dan mungkin tidak menyangka bahwa anak kandungnya berani menciumnya dibir plus menyedot lidahnya , wajah mama kemerah2an dan berupaya untuk melepaskan ciumanku , tetapi karena kedua sisi wajahnya tertahan dengan tanganku dan pelukanku makin erat dan mama pun pasrah akhirnya ikut membalasnya, dan kami-pun saling menyedot dan lidah saling menggelitik dan air liur kamipun saling bercampur.
Nafas Mama mulai tersendat-sendat, entah karena terhalang sewaktu kami berciuman atau mungkin pengaruh nafsu mama yang telah padam setahun lamanya , mulai kembali membakar birahinya , perlahan lahan kulepas ciumannya, dan kujilat kedua bibirnya, tiba2 mama menangkap lidahku dengan mulutnya dan menyedotnya..kembali wow…kini mama semakin aktif, suatu kenikmatan dari mama yang belum pernah kurasakan selama ini. saya tidak ingin kenikmatan ini berlangsung begitu cepat , mungkin perasaan mama juga seperti itu, perlahan lahan tangan kiriku mulai menjalar dibalik baju handuk-nya langsung ke gundukan kedua buah dadanya yang juga mulai kenyal dan menegang, mama tidak mencegahnya, malah mama merubah posinya, tanpa melepaskan ciumannya , mama duduk diatas selangkanku, sambil memegang kedua sisi wajahku , akar ciauman kami tidak terlepas.
Kalau Mama konsentrasi pada ciumannya , saya pun mulai konsentrasi dibagian lain, perlahan-lahan kulepas elusan pada buanh dadanya , menelusuri kebawah bahagian pinggang terus kebawah belakan , kutarik bokongnya agar lebih merapat keselangkangku, Yuniorku entah kapan sudah sangat tegang, membesar maksimal dan mengeras, namun terjepit terhalang dengan baju handukku, kusingkap dan kini yuniorku berhadapan langsung dengan vagina Mama tanpa hambatan.
Clup.., owww, yuniorku dengan mudahnya tergelincir masuk kelubang vagina mama yang mulai licin berlendir tetapi hangat sampai kedasarnya, Tubuh mama bergetar , Vagina mama mulai bereaksi menjepit ditambah goyangan bokong mama yang naik turun, menyebabkan yuniorku makin kelelap dan memberontak mengaduk biru mengeluarkan suara clup…clup…chessss dan erangan mama awww..ohhh..
Lama…lama sekali kami berciuman , bersetubuh menikmati hangatnya nafsu birahi..diatas sova dengan posisi mama duduk diatas selangkangku, mama mulai orgasme, makin binal tidak terkendali, sayapun makin kesurupan…hanya teriakan teriakan kecil dari kami berdua mengaun di kamar hotel…dan sebelum kami berada dipuncak birahi tiba2 mama menghentikan kegiatanya… melepaskan ciumannya.., namun yuniorku masih tetap berkubang di-vagina mama, Mama terdiam ” Kok jadinya begini Ar!!?, awalnya… cuma minta cium… akhirnya…. setubuhi Mama “kata mama terputus-putus, “Maaf Mama, habis mama sih cantik dan seksi”, mama hanya tersenyum manis dengan wajah yang diliputi keringat birahi ” Udah terlanjur, Anggaplah suatu kecelakaan Ar!!…” tanpa memberi kesempatan mama menyelesaikan kata2nya…kulepas semua pakaian yang menutupi tubuhku, mama pun aktif melepas pakaiannya …dan akhirnya kami pun telanjang bulat
Melihat keadaan mama telanjang bulat dan siap untuk melanjutkan permainan birahi kami, kugendong mama dengan posisi tetap yuniorku melekat dalam vagina mama, ku onjok2 naik turun tubuh mama yang mungil, membuat mama histeris tak karuan…melupakan segala-galanya bahwa yang setubuhinya sekarang adalah anak kandungnya…, dan kayaknya mama tidak tahan lagi…dan mama tidak mau tau…apa yang telah terjadi ” Ar !!! Mama tidak tahan lagi …ow…ah…Baringkan mama sayang…owwwwwww “, “Ar juga tidak tahan…maaaaaaaaaaaaaa”, akhirnya kami berdua mencapai puncaknya dalam posisi berdiri….., suatu kenikmatan yang sangat dahsat…dan akhirnya kami merasakan lelehan air mani yang tercampur dengan keringat merambat diantara dua selangkan kami, lemas dan perlahan lahan saya bawa mama ke pembaringan tanpa merubah posisi ,dipembaringa mama terlentang dan saya menelungkup diatas tubuhnya, pelukan kami makin erat dan mulut kami masih berciuman..menikmati birahi yang masih tersisa.
Saya terbangun agak siang dan mama masih tertidur dengan tenangnya disampingku, menindih setengah tubuhku bagian kanan, dengan pahanya diselipkan diantara kedua pahaku. Sejak kemarin tugasku kini telah bertambah selain tugas menjaga dan melindungi Ibu Kandungku juga mungkin Mama membebankan tugas tambahan menggantikan fungsi Papa sebagai suaminya …, mudah2an tidak ada penyesalan mama setelah saya setubuhi semalam dan itu sangat…sangat Saya harapkan……
Tugas yang menurut hukum alam, sangat tabu..tetepi itupun terjadi karena kehendak alam, mama dalam keadaan terpaksa membawaku menembus batas ketabuan berturut turut sampai dengan tengah malam tadi , tugas dan pekerjaan yang sangat melelahkan tetapi juga sangat mengasyikkan.
Menurut Mama waktu awal perkawinannya 20 tahun yang lalau , papa hanya mampu melakukan tugasnya paling banyak 2-3 kali dalam sehari semalam ..tetapi saya menyetubuhi mama tiga kali hanya semalam..dan mama menikmatinya.., itu kata mama tengah malam sebelum mama tertidur pulas untuk dibangunkan dini hari agar tidak kesiangan
Kulirik mama yang masih tertidur lelap ,kusingkap anak rambut yang menutupi wajahnya dan dengan sedikit cuitan halus dibirnya.., menyebabkan mama bereaksi dengan menggeser tubuhnya makin rapat ketubuhku dan mengencangkan pelukannya.”selamat siang Ma!! bisikku lirih disamping telingannya”, “emmm” balas mama dengan manjanya namun masih malas membuka matanya.., Kusempurnakan pelukan mama dengan menarik tubuhnya keatas tubuhku sehingga mama seutuhnya tertelungkup diatas tubuhku.., Mama masih tetap menutup matanya hanya reaksi selangkangnya dilebarkan memberikan kesempatan kepada pionku berhadapan langsung dengan bibir liang vaginanya…, kehangatan permukaan bibir vagina mama menjalar kebatang pionku menyebabkan dengan sedikit hentakan serta tekanan bokong mama..clup…kepala penisku yang kesekian kalinya berkubang diliang vaginanya..yang hangat , nakal menyedot dan menjepit…
Merasa hangat dan terjepit, batang pionku menggelinjat diliang vagina mama dan kepalanya terbentur sampai kedasar liang, kutau bahwa mama telah sadar sepenuhnya , ia mempermainkan pionku dengan otot vaginanya, kuraih wajah mama dan mengecup bibirnya, mama masih malas membuka matanya tetapi sangat agresif membalas dan menyedot ciumanku…, kembali erangan lirih dari mama sambil menggoyangkan pinggulnya dan mengencangkan otot didnding vaginanya… mengimbangi gerayangan seluruh tubuhku.., tidak puas dengan itu, kudorong tubuh mama yang menindihku , kulomot puting buah dadanya bergantian, mama makin menarik tubuhku sampai terduduk dan mama mengambil posisi duduk dengan melipat betisnya kebelakan duduk persis diatas selangkangku, serta menarik kepalaku agar lebih merapat kedadanya agar bebas bergantian mengisap kedua buah dadanya, posisi inilah yang sepertinya mama paling suka yang selalu memberikan kesempatan untuk dijilati mulai dari batang lehernya, turun sampai kedua buah dadanya sambil memompaka bokongnya agar pionku makin mencapai dasar vaginanya…dan akhirnya mamapun mengeluarkan teriakan histeris , meregang , kurasakan tubuh mama telah diliputi keringat halus berbau birahi..berbaur dengan ludahku yang menjilati hampir seluruh tubuhnya dan satu hentakan yang nikmat , achh..aouhhhwww kami berdua terdiam…membisu….
Kira2 5 menit kemudian , mama membuka matanya “Selamat siang sayang” kata mama menjawab salamku yang kuucapkan 1 jam lalu, “emm, mungkin Ar tidak sanggup selamanya membangunkan mama dengan cara seperti ini” kataku memulai memecahkan suasana surutnya badai birahi ..,”siapa yang mengharuskan kamu selamanya??” kata mama ketus yang dibuat2, “bukan kah mama yang mengatakannya setelah saya setubuhi mama yang ketiga kalinya semalam??”, “Mama cuma bilang bahwa kamu dapat dalam separo malam dedangkan papamu dalam sehari semalam” jawab mama masih tetap ketus , hening sejenak lalu mama meraih Aipon dan menghubungi restoran “Tolong diantarkan sarapan pagi berdua dengan suamiku dan sekalian pesanan Anggur M” lalu mama melirik kepadaku “itukan hanya sandiwara sayang”.., “tapi yang kita lakukan kan bukan sandiwara Ma!!’, “Betul sayang, Kamu menyetubuhi mama entah sudah beberapa kali itulah suatu kenyataan, tetapi Status kamu sebagai suami mama itu hanya sandiwara dan hanya di Hotel ini”, “Apa bedanya ma!!, sandiwara ini dengan kenyataan yang kita sudah alami” tanyaku bingung, “Goblok amat kamu Ar!!, Kamu telah berhasil meyetubui mama karena jebakanmu yang sangat lihai dan mungkin hanya sekali ini saja , dan sandiwara akan usai sepeninggal kita dari Hotel ini karena mama merasa sangat terhina bila menjadikan kamu Suami Mama yang sebenarnya, kamu adalah tetap anak Mama” kata mama menjelaskan, “Kenapa tidak boleh ma !!, Anak memperisteri Mamanya” kataku sambil meraih tubuh mama yang masih telanjang kembali menindih tubuhku, “Tugas suami selain menyetubuhi Isterinya dia juga harus memberi keturunan melalui isterinya” Kata mama lebih lembut sambil merapatkan buah dadanya kedadaku serta menggesekan pahanya ke pionku yang mulai mengeras lagi…, merasakan pionku mulai kencang…”kok pion ini gak mau tidur ya!!’ kata mama tertawa kecil sambil mengocok perlahan lahan pionku yang makin membesar., ransangan mama membuatku makin berani bertanya “Kenapa Anak tidak boleh memberi keturunan melalui mamanya” sambil memegang kedua sisi pinggul mama untuk mengarahkan vaginanya ke Pionku yang telah keras dan membesar maksimal…
Tok..tok….terdengar ketukan pintu, saya langsung membukaan pintu setelah melilitkan handuk dipinggangku, Petugas restoran masuk membawa sarapan kami dan dua botol anggur sambil menyodorkan billnya, Mama hanya mengacungkan dan memberikan Credit Cardnya kepada petugas tanpa melihat jumlah harga yang tertera, sipetugas bergegas meninggalkan kamar setelah menerina CCnya mama, beberapa saat kemudian petugas kembali membawa struk yang harus di tt oleh mama, setelah itu saya kembali menghampiri mama , tetapi mama menolak secara halus ” Sebaiknya kita sarapan dulu ya sayang”, “Tapi kita kan belum mandi Ma” kataku, “Kalau begitu gendong mama ke kamar mandi , ntar mandi bareng”, kata mama sambil tersenyum manis…, hmm senyum itu yang selalu menggodaku.., tanpa kata2 ..kugendong mama yang masih telanjang bulat masuk kekamar mandi’………
Dikamar mandipun kami menggunakan kesempatan bersetubuh dengan mama , kami saling bergantian melumuri cabun cair dan menggosoknya yang paling asik sewaktu menggosok bagian buah dada mama dan turun kebagian selangkangnya demikian pula mama , sangat senang membersihkan pionku..kadang kadang sampai berulang ulang melumuri sabun cair , kemudian mengkocoknya..sekalian mempermainkan kepala pionku.., sewaktu saya membersihkan leher mama, tiba2 tiba mama menatapku dan saya pun menatpnya…mama tersenyum dan kulomot bibir itu , kami berpelukan sambil mengusahakan pion ini masuk kedalam vagina mamam, hanya saja karena tinggi tubuh kami sedikit ada perbedaann maka mama terpaksa saya usahakan dengan sedikit menjongkok dan mama menjinjing, namun usaha ini sepertinya agak sulit dan akhirnya mama meminta untuk digendong ,agar pionku lebih dapat masuk kedasar vaginanya, kuenjot enjot tubuh mama naik turun yang mungil dalam gendongan..mama makin kesurupan…, sewaktu mendekati orgasmus …kusedot putingnya dan mama berteriak ouwwww jangan..dilepas Ar…, akhirnya kami berdua orgasmes dalam posisi berdiri…, kuturunkan perlahan lahan mama dan kupindahkan kebak air dan kudukan diatas selanggkangku…, dibak inipun kami berdua bermain lama sekali…saling bertatap muka..saling berbagi kasih sayang dan kenikmatan birahi…dan hampir 2 jam kami bercumbu dikamar mandi dan akhirnya kami keluar..masih dalam keadaan telanjang bulat , langsung mendekati meja makan yang telah disiapkan sarapan untuk kami berdua.
Diatas meja telah tersedia Hanburger dan Pizza serta minuman analcolici dan aperitivo sepertinya semua masakan ala italia serta telur setengah matang 6 butir dan telur mentah 4 butir diserta sebotol kecil madu asli dan 2 botol besar Win bermerek perancis , mungkin inilah yang disebut Anggur Bulan Madu pesanan Mama , sarapan ini biasa untuk kami cuma setelah saya lirik struknya sebesar $1,100.00, yang mahal adalah Anggur tersebut per botolnya..,” Tau juga ya!!, petugas restoran tentang kebutuhan energi penghuninya” sahut mama dengan mulai mencicipi Pizza yang dihidangkan, “untuk kamu Ar , habisin aja 10 butir telur ini mengganti energy kamu yang terkuras selama ini” sambung mama melirik kepadaku, “Mama donk yang butuhkan energy yang banyak, karena mama kelihatan kecapaian” sambungku bercanda..,” tuh liat punyamu..baru aja diceritain energynya ..udah ngacung minta dikeloni..” kata mama membalas sambil menunjuk kepionku yang ngacung salah tingkah…”oww..pantasan, pion yang berurat kaya gini membuat mama bisa ketagiahan ” sambung mama sambil memegang dan memeriksa urat urat yang telah menegang dipermukaan batang pionku, ” Ma !! bilang aja kalo mama pingin..lagi” kataku sambil melihat reaksi Mama, dan mama hanya tersenyum manis… aiii…, “sini donk ma!!, duduk diselangkang Ar..sambil sarapan”, sambil menelan sisa piza yang ada dimulutnya, mama mendekati kursiku dan dengan sedikit melebarkan bibir vaginannya langsung meraup pionku dan memasukkan kedalam liang vaginanya…ouwww…achhh…selanjutnya mama menggantung dileherku dan berusaha menciumku dan merebut Pizza yang ada dimulutku dengan mulutnya…, ” enak ya Ma!!”, kataku, emm owwwhhh Kedua duanya enak dan nikmat Ar , yang diatas dan yang dibawah”, “kalau yang ini ma!!” kataku sambil menjilat dan menyedot puting teteknya, ” semuanya …nikmaattt Achhh” sambut mama sambil mulai memainkan pinggulnya.., “Pelan2 aja ma!!, banyak waktu sayang…” kataku memperingati mama agar jangan terlalu cepat orgasme kemudian saya mengambil minuman Aperitivo dan menyodorkannya , mama meneguknya hampir setengahnya.
Kami sarapan sambil bercanda dan bersetubuh…tidak sampai setengah..sarapan kami habiskan, mama pun tidak bisa lagi mengendalikan birahinya…, kembali mama berteriak histeris…dan tubuh kami menegang..bareng…, mama merasakan kenikmatan semprotan maniku kedalam vaginanya dan sayapun merasakan kehangatan lendir dan jepitan vagina mama yang berdenyut…, mama terdiam lemas, tersenyum bahagia dalam pelukanku diatas selangkangku ….
Kami beristirahat dilobi kamar yang view panorama pegunungan…sambil menikmati sinar mentari pagi yang mulai meninggi mama bersandar manja didadaku…dengan pakaian setengah lengkap alias belum sempurna, hanya menggunakan BH merah maron.. yang kekecilan menopang Buah Dadanya yang cukup besar.
Kuraba dan meremas buah dada itu…,dan perlahan lalahan kumasukan jari tanganku untuk mempelintir putingnya…mama kegelian…sampil menarik tanganku makin merapat ke buah dadanya….
Birahiku mulai membakarnya namun tiba2 mama berdiri….,”Ar kita balik sekarang.., takutnya kita kemalaman lagi mengikuti kemauanmu..” kata mama tegas seperti bila memberi instruksi pada bawahannya di kantor…
Beberapa saat Kemudian, kami bergegas meninggalkan hotel yang penuh romantis………
THE END

Minah, Pelampiasan Nafsuku


 Sabtu pagi Sinta sengaja datang ketempat kos Joni. Rasa rindu telah mendorong dirinya untuk menemui Joni.
“Akhir2 ini susah menemui kamu Jon” kata Sinta.
“Sori Say, aku lagi sibuk bisnis” kilah Joni, “Tapi aku selalu ingat kamu kok, cuma mungkin harus cari waktu yang pas agar kita ketemuan berdua” sambungnya
“Gak apa2 aku turut senang dengan keberhasilanmu. Kamu makin sukses sekarang, tapi awas jangan keasyikan bisnis kuliahmu yang tinggal nyususn skripsi terbengkalai” kata Sinta mengingatkan Joni. Sinta memang senang dengan keberhasilan Joni. Kini taraf hidup Joni semakin meningkat dan penampilannya juga semakin keren. Sinta jadi tambah bangga jadi pacar Joni.
“Terima kasih sayang atas dorongannya" kata Joni, “Gimana kalau ntar malam kita keluar dan makan malam bersama? Kita sudah lama tidak jalan bersama” ajak Joni.
“Ide bagus tapi mau enggak kalau makan malamnya di rumah Sinta saja. Kebetulan Papa dan Mama sedang ke Yogya ada urusan. Di rumah tidak ada siapa2. Ntar aku minta Mbak Sari untuk masak buat makan malam. Mau enggak Say?” usul Sinta.
“Aku setuju say, lagian aku juga sudah lama enggak main kerumah kamu” jawab Joni.
Malam harinya Joni langsung menuju Rumah Sinta. Orang tua Sinta dan adik Sinta lagi pergi ke Yogya ada urusan keluarga, sehingga suasana di rumah Sinta benar2 sepi. Sinta hanya ditemani sama Sari pembantunya.
Melihat suasana rumah yang sepi, Joni mulai berpikir, “Sekaranglah saatnya aku dapat menyetubuhi Sinta”. Sudah lama Joni berhasrat dapat menyetubuhi kekasihnya tersebut, namun belum ada kesempatan dan malam inilah kesempatan itu ada.
"Aku ingin malam ini menjadi milik kita berdua" kata Joni merayu, "Kamu masih mencintai aku kan say?" tanya Joni.
Sinta tersenyum dan mengangguk. Lalu Joni menggeser duduknya lebih dekat dengan Sinta. Sinta diam saja ketika lengannya dicekal Joni, wajahnya menunduk.
"Sin" Joni membelai rambut Sinta dengan mesra, "Aku sayang sekali sama kamu" lanjut Joni.
Sementara Sinta hanya diam pasrah. Dan ketika Joni mencium bibirnya, Sinta berusaha meng¬elak. Wajah Sinta merah merona, malu. Namun Joni lebih pintar. Deng¬an gerak tipunya akhirnya dia berhasil mendarat-kan bibinyar ke bibir Sinta.
Sinta tidak bisa mengelak dari sergapan Joni. Sia2 saja menghindar. Lagi pula sebenarnya Sinta juga membutuhkan kemesraan itu. Apa artinya cinta kalau tidak disertai dengan kemesraan. Maka dibalasnya ciuman Joni de¬ngan mesra pula.
Keduanya saling berpagutan. Bibir mereka saling beradu mesra penuh dengan rasa cinta.
Dan meskipun hanya ciuman, namun itu sudah mampu menggetarkan sekujur tubuh Sinta.
Namun bagi Joni yang telah terbiasa bermesaraan dengan cewek, melihat keadaan Sinta saat itu, dia tidak merbiarkan kesempatan itu berlalu begitu saja. Tangannya mulai mengge¬rayah sekujur tubuh Sinta. Sinta membiarkan tangan Joni meng-¬usap2 punggungnya. Tetapi ketika tangan Joni menelusup ke dadanya, Sinta berusaha mengelak.
"Jangan, Jon!!!!" kata Sinta sambil berusaha mencegah Joni berbuat lebih jauh, "Kita jangan terlalu jauh" lanjutnya
"Kenapa? Biar lebih mesra kan?" kata Joni.
"Sinta malu. Aku enggak mau...!!!" jawab Sinta
"Kenapa harus malu. Toh disini cuma ada ki¬ta berdua?" kata Joni
"Jangan, Jon. Sinta malu ah!" sambung Sinta
“Santai Sin, nikma¬ti saja" kata Joni. Tangannya terus me¬rayap meski Sinta berusaha mengelak. Tapi Joni terus memaksa. Dipagutnya bibir Sinta lagi. Lebih erat le¬bih mesra.
Sinta terperangah. Karena Joni terus memaksa dibiarkannya tangan Joni memegangi susunya yang montok dan masih kencang itu. Sinta merasakan suatu kenikmatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya mengalir dalam dirinya saat tangan Joni meremas kedua susunya walau masih dari balik kaosnya. Ternyata nikmat juga rasanya. Bahkan Sinta mulai merintih dengan mata terpejam menikmati elusan tangan Joni pada susunya tersebut.
“Aaaah... say...” rintih Sinta
Joni terus memacu birahi Sinta de¬ngan memberi ciuman pada lehernya yang jen¬jang dan bersih itu dikulum lembut. Bulu kuduk Sinta berdiri, Joni tahu kekasihnya mula naik birahinya. Tangan Joni lalu menelusup kedalam bawahan Sinta dan mulai menyentuh CDnya.
"Jangan!" Sinta mengelak. Ditempiskan tangan Joni.
Sadar akan hal itu Joni membatalkan niatnya. Dia menyusun stateginya kembali. Dia tersenyum, lalu mengecup bibir Sinta kembali dengan mesra. Ciuman dan pagutan bibir keduanya berlangsung lagi. Kembali Joni meremas susu Sinta.
Kembali keduanya terdiam. Hanya suara kecipak bibir keduanya yang saling beradu yang terdengar.
Untuk keduan kalinya Joni mencoba menelusupkan tangannya ke dalam bawahan Sinta bahkan lebih dari itu tangan Joni berusaha menelusup kebalik CD Sinta dengan setengah memaksa. Sinta berusaha menge¬lak. Tetapi dengan kuat Joni memaksanya. Sinta tak kuasa menahan sehingga Sinta membiar¬kan tangan Joni merayapi bukit no noknya.
"Aaaaahhh..." Sinta mendesah, "Jangan, malu ah jangan pegang2 itu. Nggak mau...!!!” tolak Sinta.
Namun Joni tak perduli. Cengkeraman¬nya semakin ketat. Dia benar2 ingin me¬runtuhkan benteng birahi kekasihnya. Akibat, kemesraan yang ber-tubi2, Sinta menjadi lupa daratan. Ciuman Joni dibalas¬nya dengan liar. Dia menjadi berani. Bahkan diapun membiarkan ketika Joni membuka kaosnya. Joni mendekap tubuh Sinta yang sete¬ngah telanjang. Kembali diciumnya bibir Sinta dengan penuh nafsu, lidahnya menggelitik rongga mulut Sinta. Sinta kembali terpera¬ngah.
“Aaaaahhh...” kembali Sinta merintih.
Joni menyentakkan CD Sinta dan melemparkannya jauh2. Ia sendiri kemudian membuka celananya sendiri. Sinta tidak tahu kalau Joni sudah tak bercelana lagi. Dan ketika jemarinya menyentuh sesuatu yang besar, panjang dan hangat, Sinta terperanjat.
"Ouw!" pekiknya sambil membuang muka melihat kon tol Joni yang besar dan pan¬jang itu.
"Tidak!!!!" kata Sinta. Wajah Sinta tampak pucat dan tegang. Bayangan perkosaan yang menimpa dirinya 3 tahun yang lalu kembali membayang. Joni beru¬saha mendekap Sinta. Disentuhkan kepala kon tolnya pada paha gadis itu. Sinta mengelak. Dia merasa ngeri melihat betapa besarnya kon tol milik Joni. Ingatannya kembali kemasa lalunya, saat peristiwa perkosaan itu terjadi.
Joni mengarahkan kon tolnya keba¬gian selangkangan Sinta yang masih terus me¬ronta.
"Jangan! Tidak mau! Jangan...!" Sinta men¬-jerit2 sambil terus meronta berusaha melepaskan diri dari pelukan Joni.
Namun Joni terus berusaha hingga ujung kon tolnya benar2 menyentuh bibir no nok Sinta. Kemudian ditekan kuat2 kon tolnya agar masuk kedalam no nok Sinta. Namun terpeleset.
Dengan dorongan yang kuat, dalam sekejap Sinta berhasil melepaskan diri dan beringsut bangkit dan menyambar pakaiannya. la berdiri dengan mata nanar memandangi Joni yang masih terpukau di kursi.
"Apa yang akan kau lakukan terhadapku Jon?!" tanyanya dengan nada yang sangat marah sambil tangannya menampar pipi Joni. Joni tak menjawab. Ia tertunduk malu sambil tangannya meng-usap2 pipinya bekas tamparan Sinta. Joni sadar dirinya tak mung¬kin berbuat lebih nekat terhadap Sinta, ga¬dis yang sangat dicintainya itu.
"Bukankah kau cinta sama aku?" tanya Joni.
“Aku sangat cinta sama kamu, Jon. Maafkan Sinta. Untuk yang satu itu Sinta belum siap” kata Sinta.
"Terus sampai kapan?" tanya Joni.
"Entahlah. Sinta mohon dengan sangat kelapangan hatimu. Beri waktu Sinta untuk mempersiapkan segalanya" jawab Sinta. Dalam hatinya sebenarnya Sinta kasihan dengan kekasihnya itu. Namun trauma perkosaan itu masih terus membayangi dirinya. Sehingga tanpa sadar dirinya berusaha menolak ketika Joni hendak memasukkan kon tolnya dalam liang no noknya. Wajah Sinta sendu menatap Joni sambil menutupi tubuh bugilnya dengan pakaiannya.
"Maafkan aku Sin. Aku telah memaksamu" Sambil berkata demikian Joni memakai celananya kembali. Sintapun memakai pakaiannya kembali.
“Sinta juga minta maaf. Percayalah kalau waktunya tiba, Sinta akan menyerahkan semuanya padamu” kata Sinta sambil melendot manja dibahu Joni.
"Ah sudahlah. Aku mengerti kok" ujar Joni menenangkan dirinya yang telah dikuasai nafsu birahi yang tidak tertuntaskan. Untuk beberapa lama keduanya terdiam berdekapan mesra.
“Makan yuk, say. Ntar keburu dingin masakkannya” ajak Sinta. Kemudian berdua mereka menikmati makan malam.
Saat keduanya sedang menikmati santap malam tersebut tiba2 Joni teringat pada Mirna. Mirna adalah harapan Joni untuk menuntaskan hasrat birahinya yang tertunda tidak tersalurkan. Setelah selesai santap malam, tiba2 HP Joni berbunyi,
“Halo, eh loe Har” kata Joni. Sesaat Joni ngobrol dengan temannya di telepon. Lalu Jonipun meminta diri pada Sinta.
“Sin, aku pulang dulu ya? Sori tadi Hardi yang telepon, dia mau pinjam mobil” kata Joni berpamitan pada Sinta.
“Oke, hati2 ya, say. Sampai ketemu lagi. Sinta janji kalau tiba waktunya ntar, Sinta akan serahkan seluruhnya pada kamu” jawab Sinta sambil mencium lembut pipi Joni.
Joni memacu mobilnya ketempat yang disebutkan oleh Hardi. Begitu bertemu dengan Hardi, Joni menyerahkan kunci mobilnya pada Hardi lalu Joni menghidupkan mesin motor Hardi. Joni memacu motor menuju rumah Mirna untuk menyalurkan hasrat birahinya yang tidak terpenuhi dari Sinta. Sepanjang jalan dia mengumpat. Sementara kon tolnya mulai ngaceng membayangkan Mirna. Sesekali Joni meringis menahan rasa sakit akibat kon tolnya terus mengacung mendesak celananya.
"Sabar dong! Sialan loe. Nggak bisa diajak kompromi!" gerutu Joni sambil memukul ba¬tang kon tolnya sendiri, "Aku harus melampiaskan birahi ini," bisik hatinya sambil memacu sepeda motornya ke¬rumah Mirna. Tapi sesampainya di rumah Mirna, ternyata Mirna tidak ada di rumah.
"Kemana dia?!" tanya Joni kesal pada Minah pembantu Mirna.
"Apa Non Mirna nggak bilang sama Mas Joni?" ujar Minah dengan suara manja dan tingkah yang genit balik bertanya.
“Genit juga pembantu Mirna ini” batin Joni, “Minah manis juga. Sejak suaminya mening¬gal dia hidup terus menjanda. Bekerja pada Mirna. Sudah hampir 3 tahun. Kulit Minah hitam manis. Rambut dipotong pendek. Bersih juga tubuhnya. Boleh juga nih cewek jadi pengganti Mirna daripada nafsunya yang sudah di-ubun2 tidak tersalurkan” kata Joni dalam hatinya sambil terus memperhatikan Minah.
"Non Mirna ke Yogya. Baru pulang Senin sore atau Selasa pagi" kata Minah menjelaskan.
Joni sempat berpikir dalam hatinya, “Kok Mirna dengan orang tua Sinta sama2 ke Yogya. Ah mungkin kebetulan aja mereka sama2 ke Yogya tapi beda acara” Joni menatap Minah dengan pandangan tajam keseluruh tubuh Minah. Pandangan mata Joni se-akan2 menelanjangan tubuh Minah. Minah menunduk.
"Kenapa sih Mas Joni memandang Minah seperti itu?" tanya Minah.
"Kamu manis juga Min" puji Joni sam¬bil bangkit berdiri.
"Ah Mas Joni bisa saja" kata Minah. Wajahnya merona merah.
"Aku bukan sembarang memuji. Kamu emang ma¬nis kok. Aku jadi pingin cium bibir kamu nih" ujar Joni makin berani.
"Idih Mas Joni genit ah. Jangan begitu lho nanti Non Mirna marah" balas Minah.
"Dia kan di Yogya, mana bisa marah? Jawab Joni
"Tapi..." Minah tak melanjutkan kata2nya karena secara tiba2 Joni telah menyumbat mulutnya dengan suatu ciuman yang penuh nafsu. Minah berusaha memberontak. Namun tenaga Joni jauh lebih kuat. Dalam tempo sekejap saja tubuh Minah telah berada dalam dekapan Joni.
"Oooooh... hhhhmmm..." akhirnya Minah menyerah. Bahkan dia membalas ciuman itu dengan nafsu pula.
Tangan Joni menggerayah tubuh Mirna seperti apa yang di¬lakukannya tadi terhadap Sinta. Namun kali ini dia tidak mendapatkan sedikitpun penolakan dari Minah. Mendapat perlakuan seperti itu dari Joni, Minah yang telah 3 tahun menjanda, gelora birahinya langsung bangkit dengan hebatnya. Ia merangsak tubuh Joni membuat Joni terkesiap.
“Edan betul nafsunya. Rupanya nafsu Minah sudah lama juga tidak tersalurkan” bisik Joni dalam hati.
Saat pakaian Minah sudah terlucuti semuanya, Minah mu¬lai terkulai pasrah. Tubuh yang se-hari2nya ditutup pakaian longgar itu kini menunjukkan lekak-lekuk yang indah dengan warna kulit hitam yang bersih. Sungguh diluar dugaan Joni, ternyata tubuh Minah cukup mempesona. Dia me¬mang pembantu tetapi pandai merawat tubuhnya.
Malam ini sungguh keberuntungan bagi Joni menemukan janda Jablai macam Minah. Untuk selanjutnya Joni tidak banyak komentar. Dibukanya celananya sendiri berserta CDnya sehingga kon tolnya nampak mencuat membuat Minah terpekik.
"Edan... gede tenan kon tol Mas Joni!" kata Minah dengan logat jawanya yang medok.
"Kan makin besar makin enak Min. Bukannya cewek suka dengan kon tol yang besar?" kata Joni.
"Pantas Non Mirna ter-gila2 sama Mas Joni" sambung Minah.
"Sebentar lagi kamu jugai!" ujar Joni sam¬bil meng-usap2 jembut keriting Minah yang lebat. Herannya meski sudah diamuk nafsu birahi, no nok Minah tidak terlalu banyak mengeluarkan cairan. No nok Minah hanya sedikit basah seperti no nok yang habis dicuci dengan air sehabis kencing. Ini sungguh menakjubkan.
"Aduh Minah enggak nyangka, Mas Joni mau sama Minah" ujar Minah bangga, "Kalau Minah tahu Mas Joni mau sama Minah, sudah sejak dulu Minah minta Mas Joni ngen toti Minah” kata Minah semakin berani.
Minah mencekal batang kon tol Joni sambil terus di-elus2 dengan lembut membuat kon tol Joni yang sudah tegang semakin keras.
Minah takjub melihat pemandangan yang ada dihadapannya, ia melihat kon tol Joni panjang dan besar, di genggamnya kon tol Joni dengan kedua tangannya, Minah heran dengan besarnya kon tol Joni karena masih ada sedikit yang tidak tergenggam oleh tangannya, lalu Minah mulai menjilati kepala kon tol Joni, lidahnya kadang2 bermain di liang kencingnya, sementara kedua tangannya me-remas2 lembut bagian batangnya, akibatnya tubuh Joni bergetar, lenguhannya kembali terdengar, kepalanya terdongak matanya terpejam menikmati jilatan2 lidah Minah serta remasan2 tangan Minah di kon tolnya.
“Oohh... Min, terus... enak... jilatanmu... aaaaaaahhhh...” lenguh Joni, “En tot kon tolku dengan mulutmu Min... sssssshhhhh... oooohhh...” desah Joni meminta Minah untuk mengulum kon tolnya.
Dengan senang hati Minahpun melakukan apa yang diminta oleh Joni. Mulutnya mulai me-ngulum2 kon tol Joni, mulutnya maju mundur dikon tol Joni. Sementara tangan kanannya tetap me-remas2 sebagian kon tol Joni, tangan kirinya mempermainkan biji peler Joni. Joni semakin melenguh mendapatkan perlakuan Minah ini, kedua tangannya memegang kepala Minah, dengan perlahan Joni memaju mundurkan kepala Minah mengimbangi gerakan maju mundur mulut Minah di kon tolnya.
“Oooooohh... sssshhhh... aaaaaahhh... enak betul sepongan mulutmu Min... ooooohhhhh...” Joni mendesah, “Terus Min... terus... kulum kon tolku... sssssshhhh... aaaaahhh...” Joni kembali mendesah.
Kepala Joni terdongak, mulutnya setengah terbuka dan matanya terpejam menikmati permainan mulut Minah serta kedua tangannya di kon tol dan biji pelernya, tubuhnya semakin bergetar, Minah sendiri semakin mempercepat gerakan maju mundur mulutnya. Joni tidak mau hanya puas dengan mulut Minah saja, iapun menahan gerakan kepala Minah, dan menarik tubuh Minah yang sedang berjongkok untuk berdiri, diajaknya Minah pindah ke sofa.
Joni duduk disofa dengan posisi sehingga kon tolnya yang telah ngaceng sempurna tersebut berdiri tegak. Minah tahu apa yang diinginkan oleh Joni, kemudian Minahpun mengangkang diatas tubuh Joni, tangannya segera meraih kon tol Joni, di-gesek2kannya kepala kon tol Joni ke 1t1lnya. Kemudian setelah itu Minah menyelipkan kepala kon tol Joni ke celah no noknya.
Sssllleeeppp....
Kepala kon tol Joni terselip dicelah no nok Minah, kemudian dengan perlahan Minah mulai menurunkan pantatnya, sehingga kon tol Joni yang besar tersebut perlahan mulai menerobos liang no noknya.
Blleesssss...
Minah merasakan kon tol Joni yang besar membuat sesak liang no noknya, dan ia merasakan sedikit perih pada liang no noknya akibat besarnya kon tol Joni dan juga akibat liang no noknya yang sudah lama tidak kemasukkan batang kon tol lelaki. Sementara itu Joni sendiri merasakan no nok Minah yang keset sangat sempit dan menjepit dengan erat kon tolnya. Minah mendiamkan sebentar gerakkannya.
“Edan, ini kon tol gede banget, bisa robek no nokku” celoteh Minah, "Ssssssh... ooooohhhh..." desis Minah.
Sungguh luar biasa no nok Minah yang tidak becek terasa keset sehingga semakin menambah kenikmatan bagi Joni.
"No nok kamu keset banget Min, rasanya lebih nikmat dari Mirna" puji Joni sambil memegangi pantat Minah yang sedang naik turun sehingga kon tolnya keluar masuk no nok Minah.
Minah tersenyum.
"Akan Minah beri sesuatu yang lebih nikmat" ujar Minah sambil dengan lincah memutar pan¬tatnya.
"Ssssshhhh... aaaaahhhh...!!!" Joni mengerang karena batang kon tolnya seperti dipelintir diliang no nok Minah. Goyangan Minah sungguh luar biasa. Tapi Minah menolak ketika Joni menuduh Minah sudah terbiasa melakukan hal tersebut sehingga jadi sangat mahir dengan goyangan tersebut.
"Aku biasa nampi beras di kampung Mas" kata Minah.
“O, pantas. Karean dengan menampi beras, se¬cara tidak langsung berlatih goyang pantat” kata Joni.
“Tapi kalau empotan no nokku itu bakat alam Mas. Sudah dari sononya. Setiap no nokku kemasukan batang kon tol, secara alami langsung pasti akan mengempot... Apalagi kalau aku merasakan nikmat pada no nokkku, maka empotan itu akan semakin kencang” jelas Minah.
Joni kagum dengan semua yang ada di no nok Minah. Terutama empotan no noknya yang terasa sangat luar biasa. Mirna sajasampai harus berlatih senam Kegel untuk melatih otot2 no noknya. Namun Minah secara alami dapat menggerakan otot2 no noknya tersebut.
Joni yang biasa tahan lama dalam persenggamaan, merasa kedodoran. Goyangan Minah membuat kon tolnya rasanya seperti di-remas2 sambil sekaligus di-isep2 oleh otot2 dinding didalam liang no nok Minah. Hebatnya lagi no nok Minah sama sekali tidak becek, masih terasa keset, se-olah2 Minah sama sekali tak terangsang oleh permainan ini. Padahal Joni yakin se-yakin2nya bahwa Minah juga sangat bernafsu, karena Joni lihat dari wajahnya yang memerah, serta pentil susu dan 1t1lnya yang mengeras seperti batu itu. Sungguh luar biasa, lebih2 ketika Minah menekan kuat pantatnya kebawah dan kemudian menggoyangnya, Trak! Terdengar bunyi berderak pada pangkal kon tol Joni akibat goyangan pantat Minah. Namun seketika itu juga, batang kon tol Joni merasakan pijitan dan remasan didalam liang no nok Minah.
Kon tol Joni serasa di-urut2. Sehingga nikmatnya bukan main. Dan kenyataannya kurang dari 10 menit Joni yang sejak tadi birahinya sudah tinggi tidak mampu lagi memper¬tahankan puncak kenikmatannya. Dia menjerit panjang disertai tekanan hebat.
“Oooooohhhhh... Miiinn... aaakkkuuuu mau kelluaaaarrr... ssssshhhhh... aaaahhhhhh... no nok kamu enaaakkk sekaaalliiiii... ssssshhhhh... ooooooohhhh... Miiiin... aku gak taaahhaaannn laagi... ssssshhhh... aaaaaaaaahhhh... aku keluaaaaaaar...!!!” Jonipun mengerang merasakan puncak orgasmenya, kepala kon tolnya menyemburkan pejunya.
Croott... crooottt... crooootttt... pejunya yang kental muncrat membasahi no nok Minah. Nikmatnya luar biasa.
Sementara itu ketika kon tol Joni amblas seluruhnya ditelan liang no nok Minah hingga menyentuh dinding rahimnya, Minahpun merasakan nikmat dan berada diambang orgasmenya.
“Ooooooh... Maaaaaaas... nikmat... enaaaaak... aku gak tahan lagi, ssssshhhh... ooooohhhh... Maaaasss... Minah juga keluaaaaar...!!!” Minah mengerang panjang saat orgasmenya berhasil ia rengkuh. Minahpun memeluk Joni kuat2,
Seerr... seerrr... seeerrr... seeeerrrrr... no noknya menyemburkan cairan orgasmenya, membasahi kon tol Joni dan memenuhi liang no noknya. Tubuh Minah bergetar dengan hebat, pantatnya me-ngejut2. Kini tubuhnya ambruk merapat ke tubuh Joni, no noknya ber-kedut2. Mulutnya tersungging senyum kepuasan.
“Mas, kon tolmu gede banget, no nok Mirna perih gara2 kon tolmu ini, Edan enak banget rasanya no nok Minah penuh terisi kon tol Mas” kata Minah dengan nafas yang masih ter-sengal2 akibat gelombang orgasmenya.
“No nokmu juga enak Min, sempit sekali dan keset, jepitannya ketat” balas Joni. Birahinya yang tadi tidak tersalurkan dengan Sinta, kini terlampiaskan¬ melalui no nok Minah. Setelah beristirahat sejenak dari gelombang orgasme masing2. Minah mencabut kon tol Joni dari no noknya. Kemudian dia menuju ke dapur untuk membuatkan minuman bagi Joni.
Merasakan enaknya no nok Minah, malam itu Joni memutuskan untuk tidak pulang ke tempat kos. Dia akan tidur dirumah Mirna meskipun Mirna sendiri sedang ke luar kota. Tentu saja Joni betah tinggal di situ karena ada Mi¬nah yang punya sesuatu yang lebih enak dari punya Mirna yang membuat dia ketagihan. Kemudian dia pindah ke kamar tidur tamu. Tadinya dia akan memakai kamar tidur Mirna, tapi rasanya tidak enak jika memakai tempat tidur Mirna untuk ngen toti perempuan lain. Makanya dia memilih untuk tidur di kamar tidur tamu saja. Sambil menunggu Minah membuatkan minuman buatnya, dia tidur2an di tempat tidur. Namun karena kondisi badannya yang capek, belum sempat menikmati minuman yang dibuat oleh Minah Jonipun ketiduran.
Tengah malam Joni terbangun. Tubuh Mi¬nah yang masih telanjang bulat telentang disampingnya, matanya terpejam karena kelelahan akibat didera kenikmatan puncak birahinya. Melihat pemandangan disampingnya, nafsu Joni bangkit kembali. Per-lahan2 Joni duduk disamping Minah. Dengan penuh nafsu kedua tangannya mulai me-remas2 kedua susu Minah. Sambil di-remas2, kedua susu tersebut mulai dijilati mulut Joni dan pentilnya dia isep2. Minahpun terbangun dari tidurnya akibat aksi Joni dikedua susunya tersebut.
Melihat Minah bangun, Jonipun semakin meningkatkan aksinya. Kini sambil tangan yang satu me-remas2 susu Minah, tangan Joni lainnya mulai meng-elus2 no nok Minah. Saat tangannya mulai menyentuh no nok Minah, dia merasakan no nok Minah agak lembab, nampaknya Minah terangsang karena ulahnya. Kemudian Joni mulai memasukkan jari tengahnya kedalam liang no nok Minah yang lembab itu, dengan gerakan per-lahan2 dikeluar masukkan jarinya itu dino nok Minah yang keset itu. Seluruh aksinya itu membuat Minah mulai mendesah keenakan.
“Ooooohh... sshhhhh... aaaahhhh...” desah Minah.
Setelah rangsangan di no nok Minah, Joni rasa cukup, Joni mengeluarkan jari tangannya dari liang no nok Minah. Ia mengangkangkan kedua kaki Minah dan mengarahkan kon tolnya keno nok Minah, dengan per-lahan2 Joni mulai melesakkan kon tolnya keliang no nok Minah, Joni tidak mau ter-buru2 memasukkan kon tolnya dia pingin merasakan nikmatnya saat kon tolnya memasuki liang no nok Minah. Per-lahan2 batang kon tol Joni mulai masuk kedalam liang no nok Minah, ia merasakan no nok Minah keset dan masih sempit, sempit karena memang no nok Minah sudah 3 tahun tidak kemasukan kon tol laki2 dan sekalinya kemasukkan kon tol laki2, langsung kon tol yang sangat besar miliknya sehingga pantas kalau no nok Minah terasa masih sempit. Kon tol besarnyalah yang petama kali memasuki no nok Minah setelah 3 tahun puasa. Sedikit demi sedikit kon tol Joni mulai terbenam diliang no nok Minah, dengan gerakan perlahan Joni mulai menurunkan tubuhnya sehingga posisinya mulai menindih tubuh Minah dan kedua tangannya mulai diselipkan ketubuh Minah.
Sambil memeluk tubuh Minah dengan cukup erat dan bibirnya mengulum bibir Minah, tiba2 Joni membenamkan kon tolnya dalam2 kedalam liang no nok Minah, membuat Minah tersentak. Minahpun memeluk Joni, namun Minah tidak dapat berbicara karena mulutnya sedang dilumat oleh Joni. Minah merasakan bukan hanya mulutnya saja yand sedang dilumat tapi no noknya pun sedang disumpal oleh kon tol Joni yang gede itu. Minah mulai merasakan Joni menggerakkan kon tolnya diliang no noknya.
Bless... sleep... bleess... sleppp... bleess... sleeeppp...
Mata Minah mulai merem melek menikmati sodokan2 kon tol Joni yang gede itu. Melihat Minah mulai menikmati en totannya Joni melepaskan lumatan dibibir Minah.
Minah tersenyum.
“Masih mau lagi to Mas?” tanya Minah.
“Aku ketagihan no nokmu, Min. No nokmu enak banget” jawab Joni dan mulai menjilati leher dan telinga Minah, aksinya ini semakin membuat desahan2 Minah semakin menjadi.
“Ouuhhh... ssshhhhh... aaahhhhh... Maaaaass... kon tooolllmuuuu... gede banget... terasa eenaakk banget di no nok Minaaah... sshhhh... aaahhhh...” Minah mendesah merasakan nikmatnya en totan Joni.
“Hmmhhhh... slrruuuppp... hmmmm... no nokmu seeempiiiit... sssshhhh... oohhhh Miiiin... eenaaakkk bangeeeet... ssluuurrpppp... sllluuurrpppp... sssssshhhhhh... oooohhhh...” Joni melenguh keenakan merasakan no nok Minah yang sempit itu sambil tetap meng-isep2 susu Minah.
“Oooohhh... Maaaaass...” desah Minah. Ia mulai membuka selangkangannya lebih lebar. Namun Joni segera melarang dan meminta agar Minah tetap pada posisi semula bahkan agar sempitnya no nok Minah lebih terasa, kini Joni mengangkat kedua kaki Minah dan diletakkan di pundaknya. Dengan posisi tersebut tampak bibir no nok Minah monyong saat Joni menarik kon tolnya. Dan saat Joni menekan kon tolnya terlihat bibir no nok Minah ikut terdorong masuk. Posisi tersebut membuat jepitan no nok Minah semakin erat dan gesekan kon tol gede Joni pada liang no nok Minahpun semakin terasa oleh Minah.
"Ssssssshhhh... aaaaahh..." Minah mendesah dan menggeliat. Genjotan Joni membuat getaran nikmat pada rahimnya.
"Maaas... Apakah setiap laki2 menghendaki liang no nok yang sempit?" tanya Minah.
"Mana aku tahu" jawab Joni, "Yang je¬las no nokmu bikin aku ketagihan" kata Joni.
Minah nyekikik kecil. Kakinya meng¬-hentak2 membuat gerakan aneh. Akibatnya kon tol Joni terasa seperti di-geleng2 didalam liang no nok Minah.
“Aaaaaahhh... Miiiiin... eennnaaaaakkk bangeeeeet kon tolku... sssssshhhh... oooohhh... nikmaaaatt” erang Joni. Minah terus memutar dan menggoyang pantatnya mengimbangi sodokan kon tol Joni.
"Hmmmm... Mas kuat sekali... Oooohhh Maaaas... terus enjot yang kuat Maaaas... puaskaannn Minaaahh... ssssshhhh... aaaahhhh...” puji Minah sambil terus melenguh keenakan.
Joni tersenyum sambil mempercepat enjotan kon tolnya dengan kuat. la sudah tak tahan lagi, tak peduli apakah Minah sudah akan mencapai orgasmenya atau belum, ia ingin segera menuntaskan hasrat birahinya yang menggebu. Namun justru sebaliknya Minah yang akan mencapai orgasmenya duluan.
“Aduuuuhh... terus Maaaaasss... Enaak Maaaass... sssssshhhh... oooohhhh... teruuss Maaaaasss... aaaaahhh... lebihh cepaat Maaaaasss...” Mirna terus mengerang dan merintih.
Joni semakin mempercepat keluar masuk kon tolnya diliang no nok Minah. Irama sodokan kon tol Joni diliang no nok Minah semakin tidak teratur dan tak lama kemudian.
“Oooooohhh Maaaaass... Aku keluaaaaaarr Maaaaass... ssssshhhhh... aaaaaaaahhhh...” erang Minah.
Seerr... seerrr... seeerrr... seeeerrrrr... no noknya kembali menyemburkan cairan orgasmenya, menyiram hangat kon tol Joni. Mata Minah membelalak. Tubuhnya meregang dan kelojotan didera kenikmatan orgasmenya. Tangannya memeluk erat tubuh Joni. Joni merasakan saat Minah orgasme itu, no nok Minah seperti mencengkeram erat kon tol Joni dan me-mijat2. Jonipun menghentikan enjotannya sejenak.
Karena Joni ingin segera mendapatkan puncak kenikmatannya, maka Joni mulai mencip¬takan rangsangan2 lain guna menaikkan birahinya setinggi mungkin agar pejunya cepat muncrat. Dia cabut batang kon tolnya lalu meminta Minah untuk menyepongi kon tolnya.
Minah mendekatkan wajahnya ke kon tol Joni, lalu dengan sigap pula Minah menggenggam kon tol Joni dan kemudian mengulumnya. Joni lihat bibir Minah yang tebal itu sampai membentuk huruf O karena kon tolnya yang gede itu hampir seluruhnya memadati bibir mungil Minah. Minah sepertinya sengaja memamerkan kehebatan sepongannya, karena sambil mengulum kon tol Joni ia berkali kali melirik kearah Joni. Joni hanya dapat menyeringai keenakan dengan sepongan Minah tersebut.
“Edan!!! Enak banget Min seponganmu... Kayaknya kamu sudah terbiasa nyepong ya?” selidik Joni.
“Enak aja... hmmm... sluurrpp...” protes Minah sambil mencubit pinggang Joni.
“Minah sering lihat di film BF punya Non Mirna saat Minah lagi dirumah sendiri. Sluuurrpp... hhhmmmhhh... sluuurrpp... hhhmmmm...” jelas Minah lalu melanjutankan me-ngulum2 kon tol Joni.
“Oohh... Miiiin, teruuuus... enak jilatanmu... en tot kon tolku dengan mulutmu Miiiiiin... ssssshhhhh... oooohhh...” desah Joni meminta Minah terus mengulum kon tolnya.
Kemudian Minah lebih merentangkan kedua kaki Joni dan mulai lagi menjilati bagian peka disekeliling kon tol Joni, mulai dari biji pelernya, terus naik keatas sampai ke liang kencingnya semuanya Minah jilati, bahkan Minah dengan telaten menjilati liang dubur Joni yang membuat Joni benar2 blingsatan. Birahi Joni terus naik merambat ke tingkat tertinggi. Joni hanya dapat me-remas2 susu Minah serta me-rojok2 no nok Minah dengan jarinya. Joni sudah tak tahan dengan kelihaian Minah tersebut, Joni menyuruh Minah berhenti tetapi Minah tak memperdulikannya malahan mulutnya yang hangat itu makin lincah mengeluar masukkan kon tol Joni dan tangannya meng-urut2 lembut biji pelernya. Joni merasa puncak kenikmatannya sebentar lagi akan meledak.
“Aduuuuhhh Miiiin... udah Miiiin, aku gak mau ngecret dimulutmu, aku pingin ngecret di no nokmu...” kata Joni minta agar Minah berhenti sambil menarik kepala Minah menjauh dari kon tolnya.
Joni tak tahan lagi. Dengan cepat Joni memasukkan kembali batang kon tolnya kedalam liang no nok Minah. Dia mengenjotkan kon tolnya keluar masuk no nok Minah dengan penuh nafsu. Begitu bernafsunya sehingga tempat tidur itu goyah bagai diguncang gempa bumi.
“Mas ganas banget... Aaauuuggghhh... pelan Maaaas, bisa robek no nok Minah... kon tolmu gede banget...” jerit Minah saat liang no noknya diterobos dengan kuat oleh kon tol Joni.
Minah mengimbangi permainan Joni. Dia juga mengharapkan memperoleh orgasmenya kembali. Minah memutar dan menggoyang pantatnya pelan2 sambil menekan pantat Joni sehingga kon tol Joni amblas dalam sekali di liang no noknya. Joni merasakan ujung kon tolnya menyentuh dinding empuk yang rupanya leher rahim Minah. Setiap kali Minah memutar dan menggoyang pantatnya, Joni menggelinjang menahan rasa nikmat yang sangat luar biasa diujung kon tolnya. Kon tol Joni rasanya seperti diremas dan diisep oleh dinding2 liang no nok Minah.
"Aaaaah... bukan main enaknya!!! ssssshhhh... oooooohhh... empotan no nokmuuu enaaakkk banget... ssssshhhhh... oouughhh... kon tolku teeraasaaa disedooot seeedooot... nikmaaat banget Miiiin... sssshhhhhh... aaaaaahhhhh...“ Jonipun melenguh keenakan merasakan empotan dinding2 liang no nok Minah dibatang kon tolnya.
Joni men-dengus2. Birahinya meng¬gelegak. Dengan ganas disodoknya liang no nok Minah. Perlakuan Joni tersebut semakin menambah kenikmatan bagi Minah.
“Ouughhh... Maaass... teeruusss ssooddokkk no nok Minah dengaaannn kkon ttol gedemu ituuu... ssssshhhhhh.... aaaggghhhh... teekaaaaan lebih daaaaalllaamm Maaass... ssssshhhhh... oooooohhhh...” Minah mengerang kenikmatan menikmati sodokan kon tol Joni di liang no noknya.
Hingga akhirnya Minah harus mengakui ke¬kuatan Joni. Joni mampu bertahan le¬bih lama dibandingkan dengan dirinya. Padahal tadi kon tol Joni sudah akan ngecret dimulutnya. Namun justru begitu kon tol Joni menyodok liang no noknya, dialah yang mencapai orgasme lebih dulu.
“Ooooohhh... Maaaaasss... aaaakkkkuuu... kkeeelluuarrr lagiiiiiiiii... sssssshhhhh... aaaaaahhhh!!!!” Minah mengerang tubuhnya melenting dan mengejang kuat.
Sssseeerrr... ssseeerrr... ssseerrrr... cairan orgasmenya yang hangat muncrat dari dalam no noknya meng¬guyur kon tol Joni.
"Ooooohhh Maaaasss... Akku kallllah... ssssshhhh... nikmat banget... ssssshhhhh... ooooohhhhh..." rintih Minah kenikmatan.
Setelah memberi kesempatan bagi Minah untuk menikmati orgasmenya lagi, Joni kembali memompa kon tolnya keluar masuk liang no nok Minah yang lebih licin dan basah akibat cairan orgasmenya, sehingga kon tol Joni lebih lancar keluar masuk diliang no nok Minah.
Cplek... cplek... cplek... suara yang dihasilkan dari tumbukan kon tol Joni dan no nok basah Minah.
“Mas cabut dulu, biar Minah lap dulu no noknya...” usul Minah. Joni menolak ketika Minah mengusulkan agar no noknya dibersihkan dulu.
"Enggak usah Min. Biar saja" ujar Joni.
"Bunyi Mas... malu!!!” ujar Minah
"Biarin... bikin aku tambah nafsu..." ujar Joni sam¬bil terus me-mutar2kan batang kon tolnya.
Setelah sekian lama Joni berusaha barulah ia merasakan tanda2 kon tolnya akan menyemprotkan pejunya. Joni minta agar Minah lebih merapatkan kedua pahanya untuk mempersempit liang no noknya. Minah melakukan apa yang diminta Joni. Be¬nar saja dalam tempo yang tidak lama Jonipun mengejang kuat.
“Ooohhh... Miiiin... Aku Kelluluaaaar... sssssshhhhh... aaahhhhh!!!!” teriak Joni sambil menghujamkan kon tolnya dalam2 di no nok Minah.
Crooott.... Crootttt..... Crootttt...... peju Joni muncrat disertai kenikmatan yang luar bi¬asa. Tubuhnya menggelosoh lemas.
Minah tersenyum memandang Joni yang perkasa. Dia sadar setelah majikannya datang dari luar kota ia takkan memiliki kesem¬patan itu lagi. Tiba2 senyum Minah terhenti jika mengingat semua itu. Malam ini dia bisa begitu bahagia mereguk kenikmatan demi kenikmatan bersama Joni yang tidak lain adalah milik majikannya, tapi besok? Mata yang bagus itu tiba2 me¬merah. Joni kaget melihat perubahan itu.
"Ada apa Min?" tanya Joni.
"Minah sedih Mas. Besok setelah Non Mirna datang, belum tentu aku bisa menikmati semua ini. Mas bukan milikku. Dan aku pasti harus menanggung derita karena ketagihan kon tol Mas" jawab Minah
“O itu. Kenapa mesti sedih semua bisa diatur. Aku siap kok memberimu ke¬nikmatan kapan saja. Lagian aku juga ketagihan sama legitnya no nok kamu" jelas Joni.
"Benar Mas?" tanya Minah lagi.
"Tinggal atur aja, asal ada kesempatan" kata Joni.
"Makasih Mas... kamu baik banget" ucap Minah sambil mengecup lembut bibir Joni.
Keduanya kemudian tertidur dalam keadaan telanjang dan berpelukan. Mereka berdua tidur dengan lelapnya setelah melakukan pergumulan yang melelahkan namun penuh dengan kenikmatan tersebut.
Bersambung.....
Minggu pagi2 sekali Minah sudah bangun dari tidurnya. Ia tidak melupakan tugas utamanya sebagai seorang pembantu rumah tangga meski¬pun semalam ia merasa dirinya bagai seorang ratu di atas tempat tidur. Setelah semuanya beres, Minah langsung ke kamar mandi mem-bersihkan diri.
Air segar mengguyur sekujur tubuhnya. Ke¬letihan semalam sirna seketika. la ter-senyum2 sendiri sambil menggosoki tubuhnya de¬ngan sabun.
"Ouw!!!" Minah no nokik kaget ketika melihat Joni muncul dengan tiba2. Secara reflek Minah menangkupkan kedua tangannya untuk menutupi no noknya, "Ih Mas Joni!!! Keluar ah, Minah Malu!!!!" pekiknya.
"Malu bagaimana? Bukannya semalam kita sudah saling melihat tubuh telanjang kita" kata Joni sambil membuka pakaiannya sen¬diri.
"Mas mau apa?" tanya Minah.
Tanpa banyak bicara Joni langsung men¬dekap tubuh Minah yang penuh busa sabun. Didesakkannya ke sudut hingga wanita itu terduduk di kloset duduk yang tertutup. Pada saat itulah Joni langsung jongkok dan membuka selangkangan Minah hingga bibir no noknya terkuak.
"Edan kamu Mas..." kata Minah sambil mencipratkan busa dari tangannya.
Joni tertawa. Matanya menatap nanar ke arah no nok Minah yang ditumbuhi jembut keriting yang lebat disekitarnya, sorot matanya penuh nafsu birahi. Joni pun mulai menyibak jembut Minah yang menutupi celah no noknya, lalu jari Joni membuka bibir no nok Minah secara perlahan sehingga celah no noknya semakin terbuka lebar. Kemudian tanpa menunggu lebih lama lagi, Jonipun mulai menjilati no nok Minah dari bawah ke atas sambil sesekali ia cucukan ujung lidahnya kedalam liang no nok Minah.
“Ooohhh Maaass... sssssshhhh... enak banget Maaaaaas... ssssshhhh... aaaaahhhh...” desah Minah.
Jilatan lidah Joni melalui merambat ke ujung atas no nok Minah dimana 1t1lnya berada. Begitu sampai pada 1t1l Minah tersebut, dengan penuh nafsu 1t1l tersebut ia jilat2 dengan lidahnya dan ia kenyot2 dalam mulutnya. Kontan membuat Minah semakin mendesah keenakan.
“Aduuuuhhhh... iya itu... jilat terus 1t1l Minah... sssssshhhhh... nikmat Maaaas... ooooooohhh...” desah Minah makin menjadi saat Joni mulai mengerjai 1t1lnya, “Aaaaaahhhh... Maaaaas... sudah Maaaas... sekarang puasin Minah dengan kon tol gedemu Mas... ssssshhhhh... oooohhhh...” pinta Minah sambil menarik kepala Joni menjauhi no noknya.
Jonipun berdiri tangan kirinya mulai mengarahkan batang kon tolnya menuju ke liang no nok Minah. Di-gesek2kannya kepala kon tolnya yang besar itu dicelah no nok Minah. Minah hanya dapat mendesah merasakan pergesekan antar kepala kon tol Joni dengan celah no noknya dan terkadang mengenai 1t1lnya.
“Maaaass... buruan masukin Maaaas... Minah udah nggak tahan” rengek Minah. Tangannya mengambil alih tangan Joni, Minah meraih batang kon tol yang besar dan panjang itu kemudian diselipkan dicelah no noknya. Kemudian secara tiba2 Joni menghujamkan kon tolnya kedalam liang no nok Minah.
"Aow!!!" Minah no nokik kaget. Dia merasa agak ngilu karena tiba2 kon tol Joni yang keras itu menusuk no noknya. Namun rasa ngilu itu sekejap saja segera berganti dengan rasa nikmat yang luar biasa.
Dua kaki Minah terangkat naik dan me¬lipat pada pinggang Joni. Sementara Joni te¬lah berhasil menghujamkan separuh dari batang kon tolnya. Ditekan lagi batang kon tolnya hingga amblas sepenuh¬nya di dalam no nok Minah.
"Adduh Mas... sakit. Nggak mau begini ah punggungku sakit" kata Minah sambil melepaskan lipatan kakinya. Minah merasa tidak nyaman saat Joni mengen toti dirinya dengan posisinya tersebut.
Minah kemudian berdiri. Joni menggenggam kon tolnya dan dengan perlahan mengarahkannya ke¬liang no nok Minah. Sesaat ia men-cari2 liang no nok Minah dengan ujung kon tolnya.
"Ya, itu pas Mas. Tekkkkaaaan... ssssshhhh...” Minah merintih dan men-desis2 ketika kepala kon tol Joni membelah celah no noknya dan batang kon tolnya mulai menyelinap masuk liang no noknya.
Minah agak mengangkangkan kedua kaki¬nya hingga tubuhnya setengah mendongkak sambil memegangi bahu Joni. Joni tetap berdiri tegak sementara ta¬ngannya mencengkeram pantat Minah. Diangkatnya sedikit pantat Minah agar posisi kon tolnya pas betul dengan liang no nok Minah.
Saat kon tol Joni telah memasuki liang no nok Minah, Minahpun lalu menggelayut pada leher Joni. Tu¬buhnya yang tidak seberapa besar dapat deng¬an mudah diangkat oleh Joni. Bersamaan dengan itu kedua belah kaki Minah melingkar dipinggang Joni sehingga persetubuhan mereka menjadi makin mantap. Kedua kelamin mereka sa¬ling beradu dengan ketat.
Joni berjalan. Dan sungguh tak disang¬ka ia merasakan suatu kenikmatan yang luar biasa. Batang kon tolnya secara otomatis keluar masuk seiring langkah kakinya. Namun nikmatnya luar biasa. Nikmatnya dirasakan sampai ke-ubun2nya. Joni berjalan mengitari ruangan kamar mandi yang tidak begitu luas. Lagi2 sentuh¬an nikmat itu terasa seiring dengan setiap langkah kakinya.
“Ooohhh... sssshhhh... ooooooohhh... ssshhhh... aaaaahhhh...” Joni mendesah kenikmatan, matanya merem melek meresapi kenikmatan akibat gerakan kon tolnya di dalam no nok Minah saat dia berjalan.
Demikian juga Minah. Dia me-rintih2 merasakan nikmat yang sama. Bibirnya men-de¬sah2. Ini ngen tot cara baru buat mereka. Bersetubuh dengan cara demikian ternyata lebih nikmat dari cara apapun. Mungkin Joni yang tidak nyaman karena harus menang¬gung beban tubuh Minah. Namun semua itu tak sebanding dengan kenikmat yang dia rasakan.
"Sssssshhhh... aaaaahhhh... Maaaaaasss... oooooooh... sssshhhh...” Minah merintih. Tubuhnya bergoyang, "Oh, nikmat banget Maaaas... oooooohhhh... sssshhhh...” kembali Minah mengerang merasakan kenikmatan.
“Sssssshhhhh... aaaaahhhhh... Miiiiiiinnn... ssssshhhhh... aaaaahhhhh...” erang Joni menikmati persetubuhan tersebut. Nafasnya ter¬-engah2. Menggendong tubuh Minah lama2 membuat Joni capek juga. Kemudian ia meme¬rintahkan Minah agar menurunkan kakinya dan berdiri disudut kamar mandi. Ketika Joni hendak mencabut kon tolnya Minah memprotesnya.
"Jangan dicabut Mas kon tolnya!" protes Minah. Sambil mendekap tubuh Joni ia berjalan mundur menuju bibir bak mandi. Tem¬pat itulah yang dimaksud Joni dan disitulah Joni mulai mengen tot Minah kembali.
Dengkul Joni memaksa menguakkan selangkangan Minah. Kon tolnya yang besar menelusur dalam liang no nok Minah, keluar masuk dengan lincahnya. Minah me-rintih2 lagi. Sesekali ia menggelinjang ke¬tika Joni menekan dengan keras kon tolnya.
“Aow... ssssshhhh... aaaahhhhhh... eeeddaaann... nikmat banget Maaaass... ssssshhhh... ooooohhhh... Mas betul2 hebattttt... ssssssshhh... aaaaahhh...” Minah mengerang.
Mereka masih saja memacu persetubuhan itu. Belum ada tanda2 keduanya meraih orgasme masing2. Kon tol Joni bagaikan kon tol kuda yang tak pernah lelah. Kepala kon tolnya yang besar itu terus menggelitik bagian terdalam diliang no nok Minah.
"Sssssshhhhh... ooooooooh..." desah Minah sambil mencengkeram bahu Joni. Giginya mengatup rapat.
Gerakan keluar masuk kon tol Joni makin gencar. Rintih¬an Minah sering terdengar. Dia terus menggoyangkan pantatnya seiring dengan enjotan kon tol Joni. Akibat goyangan itu Joni mera¬sa dibuai kenikmatan dan makin mempercepat keluar masuknya batang kon tolnya. Minahpun mempercepat goyangannya. Ia sudah tak sabar ingin mendapatkan orgasmenya yang sudah di-nanti2i.
"Tekan lebih dalam Maaaaas, sodok yang keras dan putar di dalam!!!" pinta Minah. Joni mehentakkan pantatnya dengan kuat dan menyodokkan kon tolnya kuat2 sehingga seluruh batang kon tolnya terbenam di no nok Minah lalu dia putar2 kon tolnya tersebut didalam liang no nok Minah.
"Nah begitu... ya begitttu... sssshhhh... oooohhhh enaaak bangeeeet... Aduuuuuh... Maaaasss... kon tolmu nikmat banget... sssssshhhhh... aaaaaahhhh..." rintih Minah.
“Terus Miiiiin... goyang terus... sssshhhh... ooooohhh... kamu memang hebat Min... sssshhhh.... hhhmmm... Gila no nok kamu sempit dan ber-kedut2 terus, kon tolku kaya di-pijat2...Miiiinn... aaaaahhhh...!!!” teriak Joni yang sedang keenakan merasakan jepitan dan empotan no nok Minah, "Aduuuuuuh nikmatnya ngeeen ttootti kamu... sssshhhh.... ooohh...” Joni mengerang merasakan nikmat pada kon tolnya.
Kembali keduanya saling memacu. Kemudian no nok Minah terasa hangat. Itu dapat dirasakan oleh kon tol Joni. Tidak lama kemudian sekujur tubuh Minah meregang. Joni tahu Minah akan mendapatkan orgasmenya. Iapun memacu kon tolnya keluar masuk no nok Minah semakin cepat dan tidak beraturan. Minah mengerang hebat.
“Ssssshhhhh... oooooooohhhh... aaaakkuuu... keluuaaarr... sssshhhh... ooooohhh nikmat...!!!” Minah mengerang menikmati puncak kenikmatannya. Dengan ejangan kuat Minah meregang. Dekapannya kian erat pada tubuh Joni.
Sseerrrrr... ssseeerrrr... ssseeeerrrr... ssseeeeerrrr... no nok Minah menyemburkan cairan orgasmenya dan membasahi batang kon tol Joni yang masih gencar meng-aduk2 no noknya.
“Ssssssshhhh... aaaaaahhhh... en totan Mas betul2 enaaaakk... ssssshhhh... aaaahhhh...” Minah masih terus mengerang merasakan kenikmatan orgasmenya dan rojokan batang kon tol Joni yang masih terus menyodok liang no noknya. Disaat no nok Minah menyemburkan cairan orgasmenya, kali ini Joni tidak menghentikan sodokan kon tolnya tapi malah menambah cepat keluar masuk kon tolnya hingga tubuh Minah berguncang hebat,
Bleeesss... ssrrrtttt... bleeesss... sssrrrtttt... kon tol Joni dengan gencarnya terus keluar masuk no nok Minah.
“Ooohhh.... Miiiiiinnn aakuu jugaa keluaaaaarrr... ssssshhhhh... ooohhh!!!!!” erang Joni yang menikmati kon tolnya menyemburkan pejunya didalam liang no nok Minah.
Croottt... ccrooott... crooooottt... peju Joni menyembur keluar dengan kuat menghantam dinding rahim Minah.
Joni membenamkan batang kon tolnya dalam2 diliang no nok Minah. Minah merasakan peju Joni yang hangat menyirami dinding rahimnya. Kini mereka telah berhasil merengkuh puncak kenikmatan masing2.
Setelah badai nafsu birahinya mereda dan setelah puas merasakan jepitan no nok Minah, Jonipun mencabut kon tolnya dari cengkraman liang no nok Minah dan melepaskan pelukkannya.
“Mas hebat. Mas benar2 perkasa. Kon tol Mas lama lemesnya sekali ngaceng bisa bikin Minah orgasme lebih dari sekali. Minah betul2 puas, Mas. Kapan2 Minah mau dien tot lagi ah sama Mas” kata Minah lalu tersenyum penuh kepuasan.
Hari telah menjelang siang, mereka berdua kemudian membersihkan diri masing2 dan berpakaian kembali. Minah menyiapkan makan siang buat Joni. Dan setelah menyantap makan siang, Joni tertidur dengan nyenyak. Badannya baru terasa capek setelah semalaman dan pagi tadi ngen tot dengan Minah habis2an.
Malam harinya Joni menginap lagi di rumah Mirna. Dia ingin puas2in nafsunya untuk menyetubuhi Minah. Dia ingin menikmati legitnya no nok Minah se-puas2nya. Mumpung ada kesempatan, disaat Mirna sedang keluar kota. Kembali malam itu mereka berdua berpacu dalam birahi saling berlomba mencapai kenikmatan surga dunia.

Nikmatnya Punya Saudara Kembar



 Perkenalkan namaku Irvan, sekarang berumur 21 thn. Wajahku sebenarnya sih biasa-biasa saja bisa dibilang cukup pendek malah tetapi mungkin aku sudah punya bakat alam untuk merayu cewek, mungkin ini juga salah satu pengaruh karakterku yang cenderung sanguinis, mudah bergaul. Pegalaman seksku tidak bisa dibilang banyak, cuma pernah bercinta dengan mantan pacarku aja. Kali ini aku mau bercerita salah satu pengalaman seksku dengan 2 kakak seniorku di perguruan tinggi.
Ceritanya bermula ketika aku mulai masuk perguruan tinggi pada saat OSPEK. Waktu itu salah satu senior yang menjadi mentorku adalah seorang cewek cantik, bentuk tubuhnya indah sekali, rambutnya panjang dan dikuncir di belakang. Orangnya sering memakai baju yang agak ketat jadi bentuk tubuhnya yang indah itu dapat kulihat, ingin rasanya tenggelam dalam pelukannya.
Diam-diam sewaktu dia pulang aku ikuti dia dari belakang biar tahu di mana rumahnya. Ternyata rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah kostku, dan yang membuat aku lebih kaget adalah yang membukakan pintu itu seorang cewek yang wajahnya juga mirip dengan dia, bentu tubuhnya juga sama-sama bagus, yang membedakan hanya model rambutnya, cewek yang membukakan pintu itu rambutnya hanya sebahu lebih dan tidak dikuncir, aku pikir mereka ini pasti saudara kembar.
Besok adalah hari terakhir OSPEK, aku sengaja meminta tanda tangan pada dia sambil sekalian berkenalan dengannya. Sesudah dia memberi tanda tangan, kutanya namanya, dia bernama Susanti, dan tidak lupa kutanya dia "Eh, omong-omong kemarin aku lagi lewat rumahmu, aku juga nggak sengaja ngeliat satu cewek yang ngebukain pintu buat lu, wajahnya kok mirip denganmu sih, punya saudara kembar ya, tapi kok sekarang orangnya nggak keliatan sih?".
"Ooo, jadi kamu juga udah melihat si Susanna nih, wah nggak seru nih.., lu jadi nggak ketipu dong kalo aku kibulin..!
Kami pun bercanda dan ngobrol. Sejak saat itu kami pun mulai akrab, aku juga sudah mengenal kembarannya yang bernama Susanna yang lebih tua beberapa menit dari Susanti. Mereka lebih tua 1 tahun dariku dan 2 angkatan di atasku. Aku sering pergi ke rumah mereka yang kebetulan tidak terlalu jauh dari kampus. Aku merasa ada sedikit hati pada Susanti karena kalau sedang ngobrol lebih klop rasanya. Mereka pun sering ke kostku dan aku kenalkan kepada teman kost yang lain.
Setelah beberapa bulan kira-kira jam 3 siang mereka datang ke kostku. Mereka bilang mau meminjam komputer buat ngetik, soalnya komputer di rumah mereka sedang rusak katanya. Aku pun mempersilakan mereka masuk ke kamarku yang juga ruang kerjaku. Sementara Susanti sibuk mengetik, aku ngobrol dengan Susanna, ternyata Susanna agak genit, obrolannya kadang-kadang suka nyerempet ke arah seks segala, beda dari adiknya yang sedikit tenang. Dia juga sibuk melihat majalah-majalahku.
"Wah, nggak seru nih kok majalah komputer sama sport semua nih", katanya.
Tanpa kusadari dia menemukan VCD blue yang aku sembunyikan antara halaman majalah.
"Wah ketahuan nih, bandel yah, sembunyiin barang kayak ginian".
Wajahku agak malu apalagi saat tertangkap basah di depan Susanti yang aku suka itu. Sebenarnya itu film lama dan aku juga sudah bosan nontonnya, makannya aku sembunyikan saja di sembarang tempat.
"Wah boleh juga nih", kata Susanna, "Aku juga udah lama nggak ngeliat lagi yang kayak gini, stel dong Van, boleh kan?".
"Wah, itu kan si Santi lagi sibuk, komputernya lagi dipake tuh".
"Ini bentar lagi selesai kok tinggal di save aja nih", jawab Susanti.
Aku agak heran mendengar jawaban Susanti, "Wah, ini kan film nggak baik Ti, masa lu mau liat juga nih", jawabku.
"Aku belum pernah liat tuh, sekali-kali kan aku juga pengen tau kayak apa sih film yang bisa bikin laki-laki tergila-gila tuh, ya nggak Van".
Tidak lama kemudian Susanti berkata, "Udah nih Van, udah aku save lagi, mana dong janjinya, stel dong VCD-nya. Mumpung masih belum terlalu malem nih".
"Iya, kita cewek juga boleh dong ngeliat, bukan cowok aja dong, kan emansipasi nih", Susanna menambahkan.
Akhirnya aku terpaksa mengalah setelah didesak mereka berdua dan menyetel VCD porno itu dan kami menontonnya. Kami duduk di ranjang saat menonton, aku duduk di sebelah Susanti dan Susanna di sebelah Susanti. Dalam film itu terlihat adegan seorang pria sedang menyetubuhi 2 orang wanita secara bergantian, adegan itu membuat nafsu seksku bangkit, ditambah lagi ada 2 cewek cantik di sini dan mereka berdua juga kelihatannya cukup terangsang juga.
Aku mulai memberanikan diri menggenggam tangan Susanti dan dia juga tidak menunjukkan reaksi menolak, tanganku mulai usil meraba pahanya yang pada saat itu cuma memakai celana pendek. Kemudian aku berkata pada Susanti, "Gimana Ti, filmnya bagus nggak?", dia hanya mengangguk menjawab pertanyaanku.
Entah apa yang merasukiku saat itu tahu-tahu tanganku sudah mulai menyelinap ke bawah baju kaosnya dan meraba punggungnya yang halus lalu membuka tali BH-nya. Setelah itu tanganku mulai meraba payudaranya yang indah, dan saat itu dia mendesah, "Aaahh!".
Susanna yang melihat kami berdua sedang diam-diam asyik langsung berkata, "Loh, kok mainnya cuma berdua aja sih, nggak ngajak-ngajak nih!".
Selesai berkata demikian dia langsung pindah tepat duduk ke sebelah kiriku, jadi sekarang aku dalam posisi diapit 2 orang wanita.
"Wah kaya surga aja nih", kata aku dalam hati.
Aku lalu berkata pada Susanti yang saat itu juga sudah tidak bisa mengendaikan dirinya.
"Aku buka aja yah bajunya, Ti, biar lebih nyaman".
Setelah dia mengijinkan, akupun langsung membantunnya untuk membukakan bajunya, sementara itu Susanna membantuku membuka celanaku. Aku semakin nafsu begitu melihat bentuk tubuh Susanti yang sudah polos pada saat itu, ditambah lagi Susanna juga membuka bajunya setelah dia membuka celana dalamku, kini kami bertiga sudah dalam keadaan telanjang bulat.
Susanti duduk di sebelahku dan kuraba payudaranya sambil beradu lidah dengannya, sementara Susanna duduk berlutut di antara kedua kakiku sambil mengemut dan menjilati adikku. Kepalaku sudah turun ke payudara Susanti dan kujilati putingnya yang indah berwarna merah muda itu dan tanganku yang satunya lagi meraba-raba kemaluannya yang berbulu lebat dan sudah mulai basah. Susanti yang pada saat itu sedang mabuk kepayang oleh nafsunya mendesah sambil berkata, "Uhh, terus Van, terusiin, udah mau keluar nih.., Ahh.!".
Lalu Susanna berkata, "Cepetan Van, kalo Santi udah puas aku juga mau digituin nih".
Setelah berkata begitu, dia meneruskan menjilati penisku.
Setelah beberapa saat aku mempermainkan klistoris Susanti, aku mulai merasakan keluar cairan hangat dari sana, dan Susanti mendesah panjang sambil memeluk erat badanku. Disaat yang sama pula aku mencapai kepuasan karena penisku dikulum Susanna. Spermaku muncrat membasahi muka Susanna, dan dia menelan spermaku yang masih tersisa, Susanti juga berlutut ikut menjilati spermaku yang masih belepotan di penisku.
Tiba-tiba kudengar pintu kamarku dibuka dari luar, dan yang masuk adalah Andry, teman kostku yang juga teman sekamarku. Deg, aku kaget sekali, pada saat itu bagai disambar petir. Aku baru sadar kalau Andry juga ternyata memegang kunci kamar ini dan yang lebih tolol lagi adalah grendel pintu lupa kukunci. Begitu dia masuk aku langsung mengambil bantal menutupi penisku. Si kembar juga kaget dan mengambil pakaian mereka menutupi bagian terlarang mereka, untung pada saat itu mereka cuma sedang menjilat penisku, kalau sedang mengemut kan gawat, bisa tergigit penisku.
Andry yang baru masuk menutup pintu lagi dan terdiam beberapa detik sambil memandangi kami yang hanya tertutupi oleh barang seadanya.
"Kalian lagi ngapain? kok nggak ngajak-ngajak sih?". Belum sempat ada yang menjawab dia sudah mendekati Susana dan mengambil tissue membersihkan cipratan maniku di wajahnya. Dan Sussana pun tanpa diperintah langsung membukakan baju Andry. Melihat itu rasa kagetku pun mulai pulih kembali, aku menarik Susanti duduk di pangkuanku berhadap-hadapan, dan kumasukkan penisku ke dalam vaginanya, ternyata Susanti masih perawan, terbukti ketika kumasukkan penisku agak sulit, akhirnya dengan sepenuh tenaga berhasil juga, dan kudengar juga suara sobekan selaput daranya disertai sedikit darahnya.
Lalu kugenjot tubuhnya dalam pangkuanku, aku semakin horny saat melihat payudaranya yang bergoyang naik turun, kumainkan kedua benda itu, lalu kubuka juga kuncir rabutnya sehingga rambutnya tergerai panjang, membuatnya bertambah seksi. Penampilannya mengingatkanku pada foto model bugil Jepang, Chisato Kawamura. Waktu itu kulihat juga Andy sedang melakukan anal seks dengan Susanna. Ternyata Andry adalah orang yang suka bermain seks secara kasar. Kulihat dia, sambil menggenjot Susanna, tangannya menjambak rambutnya dan tangan satunya lagi meremas-remas payudaranya.
Setelah Andry puas dengan Susanna, dia minta untuk berganti pasangan denganku. Aku sebenarnya agak keberatan soalnya Susanti itu kan gadis yang aku sukai, tapi kulihat Susanti mengangguk menandakan dia setuju, "Nggak pa-pa kok Van, ini kan cuma permainan aja, boleh ya". Kupikir-pikir ya benar juga, akhirnya aku juga setuju. Susanti pun meninggalkanku dan menuju ke Andry, aku berjalan ke arah Susanna, dan membaringkannya telentang di ranjangku dan kumasukkan adikku ke dalam vaginanya. Dia kelihatannya sangat menikmati permainan ini, dan kutahu bahwa Susanna sudah tidak perawan, tapi vaginanya masih kencang, sepertinya jarang dipakai. Pantas aja dia kelihatannya lebih berpengalaman saat oral seks sebelumnya tadi, selain itu juga sifatnya lebih agresif. Tapi mereka berdua memang sama-sama enak rasanya kok. Aku agak cemburu saat melihat Susanti dijilat-jilati tubuhnya oleh Andry dan sesudahnya disetubuhi olehnya.
Singkat cerita akhirnya kami berempat bermain sampai puas, si kembar akhirnya terbaring lemas bermandikan keringat dan air sperma, aku dan Andry pun sudah merasa puas dan cukup lelah. Kira-kira jam 6 sore si kembar pamit pulang, setelah sebelumnya beres-beres dan membersihkan diri dulu. Mereka tidak mandi di sini karena takut kelihatan penghuni kost lain. Jangan-jangan mereka jadi curiga, kan bakal runyam deh jadinya. Sekarang mereka sudah lulus dan Susanti sudah pergi ke luar negri mengambil S2, yang masih tinggal cuma Susana yang sudah mempunyai pacar. Aku sendiri pun sudah mempunyai pacar sendiri.
TAMA